Prosedur IVF di Indonesia Masih Rendah dengan Rata-Rata Hanya 7.500 Kasus Tahunan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan tentang situasi proses fertilisasi in vitro (IVF) atau yang lebih dikenal sebagai bayi tabung di Indonesia. Ia menuturkan bahwa jumlah pasangan yang melakukan prosedur ini masih sangat terbatas.

Dalam perbandingannya, Menkes menyebutkan bahwa China memiliki angka prosedur IVF yang jauh lebih tinggi, mencapai lebih dari satu juta kali setiap tahun. “Di Cina, jumlah IVF mencapai satu juta. Dengan penduduk yang lima kali lipat Indonesia, maka peluang IVF di Indonesia seharusnya sekitar 200 ribu. Namun saat ini, hanya 7.500 prosedur yang dilakukan,” jelas Budi saat ditemui wartawan di acara peluncuran Brawijaya Hospital Taman Mini, Jakarta Timur, Selasa (28/10/2025).

Menurut Budi, potensi ekonomi yang besar belum terutilisasi dengan baik dalam hal ini. Hal ini semakin relevan dengan isu penurunan tingkat kelahiran, yang menyebabkan jumlah balita di Indonesia kini lebih sedikit dibandingkan dengan lansia. “Di Jakarta, jumlah lansia sudah melampaui balita. Di Yogyakarta, perbandingan ini bahkan lebih signifikan,” tambahnya.

Ditambah, ia memperkirakan ada kesempatan ekonomi sekitar satu miliar dolar Amerika Serikat (setara dengan Rp 16,6 triliun) yang dapat diambil manfaatnya dari proses IVF. Ia berharap prosedur tersebut dapat dilakukan lebih banyak di masa depan. “Di Indonesia, biaya satu prosedur IVF sekitar lima ribu dolar. Jika jumlahnya dapat naik dari 7.500 ke 200 ribu, itu berarti 200 ribu kali lima ribu dolar, menghasilkan 1 miliar dolar pemasukan. Ini hanya dari satu prosedur saja,” tambah Menkes.

Jika ingin mengakses peluang ini, pemerintah perlu memperluas akses dan mempermudah proses IVF. Dengan demikian, tidak hanya pasangan yang mengalami kesulitan fertilisitas yang bisa membantu, tetapi juga ekonomi nasional dapat berkembang lebih sehat.

Penurunan kelahiran menjadi tantangan besar, tetapi dengan pendekatan yang tepat, Indonesia bisa meraih keseimbangan demografi yang lebih baik. Hal ini tidak hanya mempengaruhi kesejahteraan keluarga, tetapi juga stabilitas ekonomi jangka panjang.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan