Prabowo Berharap Penanganan Gunung Sampah Bantar Gebang Segera Dilaksanakan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Presiden Prabowo Subianto telah meminta Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk memberikan bantuan dalam mengatasi masalah sampah yang melimpah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. Dewi Chomistriana, Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PU, menjelaskan bahwa TPST Bantar Gebang merupakan tanggung jawab Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun, Kementerian PU juga berperan dengan menyediakan alat pemusnah sampah atau insinerator yang dikembangkan bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Menurut Dewi, fasilitas di Bantar Gebang sudah lengkap, termasuk composting, landfill mining, insinerator kecil, serta TPST RDF (Refuse Derived Fuel). Namun, volume sampah yang harus dikelola masih sangat besar. Kementerian PU dan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta tengah merencanakan skema baru untuk meningkatkan efisiensi TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) di Jakarta. Ini dilakukan untuk mengurangi beban sampah yang dialirkan ke Bantar Gebang dan menghindari penumpukan yang terus meningkat.

Selain itu, Pemprov DKI juga berencana mempercepat program Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL). Pemerintah Presiden Prabowo Subianto telah memberikan subsidi sebesar US$ 20 sen per kWh kepada PT PLN (Persero) untuk menyerap listrik dari proyek PSEL. Upaya lain yang juga dikembangkan adalah konversi sampah menjadi bahan bakar RDF, yang terbuat dari sampah non-organik seperti plastik, kain, dan kertas. Sampah yang sudah tertimbun lama di Bantar Gebang juga mulai diolah kembali melalui landfill mining, kemudian dijual sebagai RDF.

Menteri PU, Dody Hanggodo, menyampaikan bahwa penanganan sampah menjadi salah satu prioritas pemerintah sesuai instruksi Presiden Prabowo Subianto. Target pemerintah adalah menyelesaikan tumpukan sampah di Bantar Gebang secepat mungkin. Meskipun masalah sampah sudah lama ada dan sulit diatasi, pemerintah telah menyiapkan strategi untuk mengubahnya menjadi sumber energi, seperti melalui konversi sampah menjadi listrik. Dengan demikian, diharapkan masa depan tidak akan lagi ditandai dengan gunungan sampah yang menumpuk.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa teknologi pengolahan sampah seperti insinerator dan RDF memiliki potensi besar untuk mengurangi dampak lingkungan. Studi kasus di beberapa negara menunjukkan bahwa pengolahan sampah menjadi energi dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah. Infografis yang menunjukkan perbandingan volume sampah yang diolah melalui berbagai metode juga dapat membantu masyarakat memahami pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Sampah bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga peluang untuk inovasi dan pembangunan berkelanjutan. Dengan pendekatan yang terstruktur dan teknologi yang tepat, Indonesia dapat menjadikan pengelolaan sampah sebagai salah satu konsep daur ulang yang efektif. Setiap individu juga dapat berperan aktif dengan mengurangi, mengembalikan, dan menganalisis sampah yang dihasilkan. Mari kita optimalkan teknologi dan kerja sama antar instansi untuk membangun masa depan yang lebih bersih dan sehat.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan