Ketahuan Dokter Kulit soal Dampak Baju Thrifting yang Viral

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Jakarta menjadi puncak diskusi setelah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan komitmen pemerintah untuk mengatasi impor pakaian bekas secara kencang. Purbaya menegaskan bahwa praktik tersebut merugikan industri tekstil lokal dan membebani negara dengan biaya tambahan untuk penegakan hukum dan penghancuran barang ilegal.

Inisiatif ini diperkuat oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dengan Gubernur Pramono Anung Wibowo menyatakan dukungan terhadap pelarangan thrifting di berbagai pasar ibu kota. Pramono juga mengajak dinas terkait untuk melatih pedagang UMKM agar lebih mandiri dan tidak tergantung pada perdagangan barang bekas impor.

Meskipun kebijakan ini menuai reaksi beragam, muncul pertanyaan tentang dampak thrifting terhadap kesehatan kulit. Dr. Arini Widodo, spesialis kulit dan kelamin dari PERDOSKI, menjelaskan bahwa pakaian bekas memiliki potensi menularkan penyakit kulit karena kebersihannya tidak dapat dijamin. Risiko meliputi:

  • Kudis, disebabkan oleh tungau yang hidup di serat kain, menyebabkan gatal hebat, terutama pada malam hari.
  • Eksim dan dermatitis kontak, akibat debu atau penyehatan lama, yang bisa membuat kulit gatal, merah, atau bahkan melepuh.
  • Infeksi sekunder, akibat cairan tubuh seperti keringat atau air liur dari pemakai sebelumnya.
  • Virus pernapasan seperti influenza, yang dapat menyebar melalui pakaian yang berpindah tangan.
  • Bahaya bahan kimia pembersih, yang dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, mual, atau bahkan kejang bila terhirup terus-menerus.

Namun, risiko ini dapat dikurangi dengan mengikuti langkah-langkah yang benar. Dr. Ruri, dokter kulit yang juga dihubungi Thecuy.com, menyarankan:

  1. Mencuci pakaian dengan air panas dan deterjen segera setelah dibeli.
  2. Merendam pakaian dengan desinfektan khusus atau menggunakan pengaturan mesin cuci bersuhu tinggi.
  3. Mengeringkan dan menyetrika pakaian hingga panas untuk memastikan mikroorganisme mati.
  4. Menghindari penggunaan pakaian bekas sebelum dicuci, terutama untuk pakaian dalam, handuk, dan pakaian tidur.

Thrifting dapat menjadi pilihan ramah lingkungan dan ekonomis jika dilakukan dengan bijak, dengan memastikan kebersihan pakaian sebelum digunakan.

Kebijakan pemerintah tentang pakaian bekas bukan hanya tentang ekonomi, tetapi juga kesehatan. Memiliki pakaian bersih adalah hak dasar, dan thrifting dapat menjadi solusi jika dijalankan dengan hati-hati. Mari kita pilih mode yang ramah lingkungan dan sehat!

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan