Trump Menghukum Dua Produsen Minyak Rusia Akibat Gagal Negosiasi

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah meluncurkan sanksi besar terhadap dua perusahaan minyak terkemuka Rusia. Menurut CNN, Trump semakin kecewa terhadap Rusia setelah pertemuan puncak antara AS dan Rusia di Alaska gagal mencegah peningkatan kekerasan di Ukraina. Malah, ia mengizinkan serangan Ukraina lebih dalam ke wilayah Rusia. Selain itu, Trump juga memperkuat dukungan intelijen untuk Ukraina agar dapat menargetkan fasilitas militer dan energi Rusia. Namun, ancamannya untuk memberikan sanksi sebelumnya tidak berhasil.

Pengumuman Trump terkait sanksi terhadap kedua raksasa minyak Rusia dan anak perusahaannya pada Rabu lalu mendadak mengejutkan para ahli. Maria Shagina, peneliti senior di International Institute for Strategic Studies (IISS) London, menyatakan bahwa hal ini mengungkapkan perbedaan antara retorika dan tindakan Trump. “Rusia tampaknya telah melampaui batas, dan kesabaran Trump mulai habis,” ujarnya.

Sanksi yang dilayangkan Trump merupakan langkah pertama terhadap Rusia selain tarif sekunder yang diberlakukan terhadap India karena pembelian minyak. Namun, sanksi ini bukan hal baru karena perusahaan seperti Rosneft dan Lukoil, serta banyak anak perusahaannya, sudah dibekukan di AS. Selain itu, perusahaan AS dilarang berdagang dengan entitas tersebut. Menurut RBC Capital Markets, kedua perusahaan minyak tersebut mengendalikan sekitar setengah dari total ekspor minyak Rusia.

Pemimpin sebelumnya, Joe Biden, sudah menindak perusahaan minyak ketiga dan keempat terbesar Rusia, yakni Gazpromneft dan Surgutneftegaz. Namun, para ahli menyatakan bahwa sanksi tersebut tidak memiliki dampak besar karena khawatir akan gangguan pasokan minyak global.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa sanksi terhadap industri energi Rusia telah mendorong harga minyak dunia naik secara signifikan. Analisis dari pada tahun 2023 menunjukkan bahwa Rusia tetap dapat menjual minyak mereka melalui saluran alternatif, tetapi dengan harga lebih rendah. Hal ini mengurangi pendapatan negara dan mempengaruhi kestabilan ekonomi Rusia. Studi kasus yang dilakukan oleh lembaga independen menunjukkan bahwa sinkronisasi sanksi internasional dapat lebih efektif dalam memengaruhi kebijakan Rusia.

Sementara itu, infografis terkini menunjukkan bahwa dampak sanksi terhadap ningkatkan ketidakpastian pasar dan menyulitkan perusahaan Rusia untuk mendapatkan peralatan dan investasi asing. Hal ini juga mempengaruhi rantai pasokan global, terutama di Eropa yang masih bergantung pada sumber energi Rusia.

Memasa depan, langkah-langkah yang lebih tegas seperti ini mungkin diperlukan untuk mengakhiri konflik. Meskipun sanksi memiliki dampak ekonomi, penting untuk tetap fokus pada solusi diplomasi dan stabilitas regional. Setiap langkah harus diambil dengan hati-hati untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan memastikan dampak minimal terhadap penduduk sipil.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan