Stok BBM di SPBU Swasta Sudah Habis 2 Bulan, Kapan Ada Lagi?

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Stok bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin saat ini masih tidak tersedia di beberapa SPBU swasta seperti Shell, VIVO, dan BP-AKR. Fenomena kekosongan BBM ini telah terjadi dua kali dalam tahun ini. Pertama kali terjadi pada awal tahun, sekitar akhir Januari hingga awal Februari, dan kembali terjadi sejak akhir Agustus hingga saat ini, 27 Oktober. Artinya, selama hampir dua bulan, stok BBM di SPBU swasta masih belum tersedia.

Menurut informasi resmi dari Shell Indonesia, saat ini produk bensin Shell seperti Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ tidak dapat ditemukan di jaringan SPBU milik mereka. Namun, SPBU Shell tetap beroperasi untuk melayani pelanggan dengan menyediakan Shell V-Power Diesel. Shell berjanji untuk terus bekerja sama dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lain untuk memastikan bahwa stok bensin kembali tersedia sesuai dengan standar keselamatan dan kualitas global Shell.

Kondisi kekosongan BBM ini di SPBU swasta akan berlanjut jika tidak ada kesepakatan dalam pembelian base fuel dari Pertamina. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, memastikan bahwa seluruh SPBU swasta telah sepakat untuk menegosiasikan pembelian BBM murni dengan Pertamina. Sebelumnya, masih ada beberapa SPBU yang enggan bernegosiasi, tetapi sekarang sudah semuanya terlibat.

Meskipun semua SPBU swasta telah setuju untuk bernegosiasi, Laode belum dapat memberikan hasil akhir karena proses tersebut masih berlangsung. Dia menjelaskan bahwa mekanisme lelang antara Pertamina dan SPBU swasta telah berubah. Sekarang, lelang tidak lagi dilakukan secara serentak, tetapi secara langsung antara Pertamina dengan masing-masing SPBU swasta. Laode optimis bahwa perubahan ini akan menghasilkan hasil yang lebih baik dan harapannya pada akhir Oktober ini semuanya sudah selesai.

Jika tidak ada kesepakatan antara SPBU swasta dan Pertamina, kemungkinan kekosongan stok BBM di SPBU swasta akan terus berlanjut hingga akhir tahun. Laode katakan bahwa SPBU swasta memiliki dua pilihan: memutuskan untuk tetap kosong hingga tahun depan atau mencari kesepakatan dengan Pertamina. Pemerintah akan terus memantau perundingan antara Pertamina dan SPBU swasta.

SPBU swasta masih dijamin akan mendapatkan kuota impor BBM tahun depan, seperti yang ditegaskan oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Menurutnya, pemerintah tidak akan menghapus kuota impor BBM dari SPBU swasta, dan bahkan kuota tersebut bisa ditambah 10% seperti tahun ini. Bahlil menekankan bahwa pemerintah tidak akan zalim kepada pengusaha yang menaati aturan.

Tahun ini, kuota impor BBM untuk SPBU swasta telah ditambah 10% dibandingkan tahun 2024. Namun, karena peningkatan penggunaan BBM, kuota impor swasta habis lebih cepat. Bahlil mengungkapkan bahwa pemerintah tetap berkomitmen untuk memberikan kuota impor yang adil kepada semua badan usaha, baik pemerintah maupun swasta.

Kondisi kekosongan BBM di SPBU swasta menegaskan pentingnya kerjasama antara pemerintah dan badan usaha swasta. Hal ini tidak hanya berdampak pada pelanggan tetapi juga pada stabilitas pasokan bahan bakar di masa depan. Selama proses negosiasi masih berlangsung, masyarakat dihimbau untuk memantau informasi terbaru dan beradaptasi dengan kebutuhan bahan bakar yang terbatas.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan