Ratusan Jenazah Warga Gaza Dikembalikan Israel dalam Kondisi Tak Utuh dan Mengenaskan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Tim forensik di Rumah Sakit Nasser, Gaza, sedang melakukan penyelidikan terhadap ratusan jenazah yang dikembalikan oleh pihak Israel dalam keadaan sangat mengerikan. Berdasarkan laporan BBC, para spesialis medis mengungkapkan bahwa banyak dari jenazah tersebut tiba dalam kondisi beku, tanpa identitas, dan tampaknya mengalami kekerasan atau penyiksaan.

Dalam waktu sebelas hari terakhir, telah ada 195 jenazah warga Gaza yang dikembalikan oleh Israel sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata yang didukung Donald Trump. Sebagai balasan, pihak Gaza mengembalikan jenazah 13 warga Israel dan dua lainnya dari Nepal serta Thailand.

Foto yang disediakan BBC menunjukkan beberapa jenazah dalam keadaan membusuk, sebagian hanya mengenakan pakaian dalam atau bahkan telanjang, dengan luka-luka di tubuh dan tangan terikat di belakang. Beberapa jenazah juga dilaporkan memiliki mata tertutup dan leher terikat kain.

“Ketika seseorang ditemukan tanpa pakaian, dengan tangan terikat di belakang, dan ada bekas ikatan di pergelangan tangan dan kaki, hal ini menunjukkan mereka meninggal dalam posisi seperti itu. Hal ini merupakan pelanggaran hukum internasional,” kata Dr. Ahmed Dheir, kepala tim forensik Rumah Sakit Nasser.

Namun, proses identifikasi dan pemeriksaan medis mengalami kendala. Rumah Sakit Nasser tidak memiliki fasilitas penyimpanan dingin atau peralatan tes DNA, sehingga pemrosesan jenazah beku sering menyebabkan pembusukan lebih cepat.

Para dokter forensik di Gaza melaporkan adanya bekas luka dan tekanan di pergelangan tangan dan kaki, yang diduga disebabkan oleh ikatan yang terlalu kuat hingga menghambat aliran darah. Ada juga bekas lekukan di sekitar mata dan leher, yang menurut para spesialis memerlukan autopsi untuk mengetahui penyebab kematian secara pasti, apakah akibat jeratan atau kekerasan.

Selain luka-luka fisik, tim medis juga menemukan kondisi lainnya yang memungkinkan untuk diteliti lebih lanjut.

Pihak BBC melaporkan bahwa beberapa jenazah dikembalikan tanpa bagian tubuh kecil seperti jari tangan atau kaki, yang diduga diambil untuk pengujian DNA. Militer Israel menolak tuduhan ini dan menegaskan bahwa semua jenazah yang dikembalikan adalah “kombatan yang tewas di Gaza”, serta menjamin bahwa mereka “beroperasi sesuai hukum internasional.”

Ahli forensik internasional menyebut kondisi ini sebagai “darurat forensik global.” “Dengan melihat foto-foto seperti ini, ada kebutuhan mendesak untuk melakukan autopsi medis lengkap. Hanya dengan begitu kita bisa mengetahui kebenaran di balik kematian mereka,” kata Profesor Michael Pollanen, ahli patologi forensik dari University of Toronto.

Hingga saat ini, sebagian besar jenazah masih tak dapat diidentifikasi. Dari hampir 200 tubuh, hanya sekitar 50 yang teridentifikasi melalui ciri-ciri fisik dasar. Lebih dari 50 lainnya telah dikubur tanpa nama karena keterbatasan ruang penyimpanan di Rumah Sakit Nasser.

Keluarga korban menghadapi ketidakpastian. Banyak di antaranya datang ke rumah sakit atau pemakaman massal, berharap menemukan anggota keluarga mereka di antara jenazah yang belum teridentifikasi. “Sulit sekali mengubur jenazah tanpa tahu siapa dia. Kalau ada tes DNA, kami pasti tahu itu benar dia atau bukan,” kata Houwaida Hamad, yang masih mencari keponakannya.

Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang situasi ini, informasi terbaru dan analisis lebih dalam dapat ditemukan melalui sumber-sumber terpercaya. Penting bagi dunia internasional untuk terus memantau perkembangan ini dan mendorong transparansi dalam proses investigasi untuk memastikan keadilan bagi semua korban.

Kasus ini mengingatkan kita tentang pentingnya hak-hak dasar manusia dan kebutuhan untuk pengadilan yang adil dalam setiap situasi konflik. Harus ada komitmen kolektif untuk menyelidiki pelanggaran hukum internasional dan memastikan bahwa setiap korban mendapatkan keadilan.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan