Dokter Bedah Ditangkap Setelah Ditemukan Ajak Anak 12 Tahun Bor Tengkorak Pasien

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Seorang spesialis bedah neuro di Austria ditangkap setelah dirinya terlibat dalam tindakan aneh yang melibatkan anaknya berusia 12 tahun. Insiden ini berawal pada Januari tahun sebelumnya ketika seorang pria mengalami luka otak parah akibat kecelakaan di hutan. Korban tersebut langsung dirawat di Rumah Sakit Regional Graz untuk operasi emergen.

Operasi yang seharusnya berjalan lancar justru menarik perhatian karena dokter terlibat meminta putrinya ikut membantu dalam proses bedah. Informasi mungkin terungkap setelah Pengadilan Distrik Graz-Timur menjelaskan bahwa operasi dilakukan oleh seorang dokter dan dokter pelatihan. Ahli bedah saraf yang memasukan anaknya ke dalam ruangan operasi sedang dalam masa residensi atau pelatihan.

Penyelidikan dimulai setelah laporan anonim diterima oleh Kejaksaan sekitar April 2024. Berbagai versi tentang kejadian tersebut muncul, namun laporan menyebutkan anak tersebut tinggal bersendirian dengan rekan junior dokter saat ahli bedah meninggalkan meja operasi untuk menjawab telepon.

Jaksa Julia Steiner mengungkapkan anak itu diberi alat bor medis untuk membuat lubang di tengkorak pasien. Hal ini dilakukan untuk memasang alat probe. Sang ibu bahkan nyatanya bangga anaknya sudah bisa melakukan hal tersebut. Meski operasi berhasil, risiko yang dihadapi masih dianggap tinggi. Dokter dan ahli bedah saraf yang terlibat membantah tuduhan dan menyatakan tidak bersalah.

Pengacara dokter, Bernhard Lehofer, membela kliennya dengan mengatakan anak tidak melakukan apapun dan itu semua dikontrol oleh dokter. Ia mengakui bahwa membawa anak ke ruangan operasi bukanlah langkah yang tepat, tapi kliennya telah menanggung konsekuensi selama hampir dua tahun. Pengacara dokter lain, Michael Kropiunig, menyatakan kliennya tidak mengetahui usia anak tersebut dan hanya mengizinkan anak itu menaruh tangan di atas tangan dokter saat menggunakan bor.

Menurut keterangan dokter, insiden terjadi saat operasi hampir selesai dan dia meninggalkan meja operasi untuk menjawab telepon. Anak bertanya apakah bisa membantu dan ibunya setuju. Pengadilan mengetahui bahwa anak mungkin menaruh tangan di atas tangan dokter saat memakai bor. Sang ibu juga diduga membujuk rekan kerja untuk menyangkal kejadian tersebut. Dokter bedah membantah melihat langsung momen pengeboran dan mengaku hanya ingin melindungi rekan kerja.

Putusan akhir kasus ini ditunda hingga 10 Desember 2025.

Kasus ini mengungkapkan betapa pentingnya etika profesional dalam dunia medis. Kejadian ini tidak hanya merendahkan martabat profesi medis, tetapi juga mengancam keamanan pasien. Hal ini mengingatkan kami betapa pentingnya panduan yang ketat dalam praktik medis agar tidak terjadi kembali tragedi serupa.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan