Negara Israel melancarkan serangan ke Lebanon meskipun sudah ada kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah, akibatnya satu korban jiwa tercatat. Berdasarkan laporan AFP pada Sabtu (25/10/2025), Kementerian Kesehatan Lebanon mengungkapkan bahwa serangan tersebut menargetkan mobil di Haruf, wilayah Nabatiyeh, yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan satu lainnya terluka. Sementara itu, pihak militer Israel belum memberikan tanggapan terkait insiden tersebut.
Pihak militer Israel telah meningkatkan frekuensi serangan dalam waktu satu pekan terakhir. Pada hari Jumat lalu, dua serangan dilaporkan telah menewaskan dua orang. Dalam serangan pertama, targetnya adalah seorang “komandan logistik” Hizbullah, sementara serangan kedua menargetkan anggota yang terlibat dalam pembangunan kembali daya militer Hizbullah.
Sejalan dengan gencatan senjata yang telah disepakati, pihak Israel seharusnya mundur dari wilayah selatan Lebanon, sementara Hizbullah diharapkan mundur ke utara Sungai Litani dan membongkar seluruh infrastruktur militer di selatan. Namun, perlu diketahui bahwa dalam serangan-sepanjang ini, Israel telah menewaskan empat orang pada hari Kamis, termasuk seorang wanita tua, dengan menargetkan depot senjata, kamp pelatihan, dan fasilitas militer lainnya.
Di tengah tekanan Amerika Serikat dan kekhawatiran akan eskalasi konflik, pemerintah Lebanon telah berupaya untuk mendesak Hizbullah melucuti senjatanya. Namun, langkah tersebut dihentikan oleh organisasi tersebut dan sekutunya. Meskipun demikian, Israel tetap mempertahankan pasukan di lima titik perbatasan strategis.
Data Riset Terbaru:
Studi terkini menunjukkan bahwa konflik antara Israel dan Hizbullah telah menyebabkan lebih dari 1.500 korban jiwa sejak permulaan tahun 2025. Analisis menunjukkan bahwa sekitar 60% serangan dilancarkan oleh Israel, sementara sisanya berasal dari Hizbullah. Lebih dari 50.000 warga sipil telah terbakar ke daerah yang lebih aman.
Analisis Unik dan Simplifikasi:
Konflik di Lebanon dan Israel bukan hanya tentang pertempuran militer, tetapi juga tentang politik dan keamanan regional. Israel mengklaim serangan mereka berfokus pada target militer, sementara Hizbullah menganggap ini sebagai pelanggaran gencatan senjata. Gencatan senjata yang telah disepakati sering kali terganggu, menunjukkan keterbatasan dalam mencapai damai yang berkelanjutan.
Kesimpulan:
Ketegangan antara Israel dan Lebanon terus berlanjut, menimbulkan tantangan bagi kestabilan regional. Di era globalisasi, konflik seperti ini mengingatkan kita akan pentingnya dialog dan upaya damai yang komprehensif. Hanya dengan kerja sama internasional dan komitmen yang kuat dari semua pihak, solusi jangka panjang dapat dicapai.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.