Perusahaan Ritel Amerika Akan Merelaikan Seribu Pekerja

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Target, perusahaan ritel besar asal Amerika Serikat, akan mengurangi tenaga kerjanya dengan mengakhiri kontrak sekitar seribu pegawai korporat. Selain itu, mereka juga akan membatalkan proses rekrutmen untuk delapan ratus posisi yang sebelumnya sudah siap dibuka. Keputusan ini mempengaruhi sekitar 8 persen dari total tenaga kerja korporat global mereka.

Langkah tersebut diumumkan oleh CEO baru Target, Michael Fiddelke, melalui sebuah memo yang disiarkan kepada seluruh karyawan. Menurutnya, tujuan utama pengurangan tenaga kerja ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaan di masa depan.

“Penetapan ini merupakan upaya untuk menjadikan perusahaan lebih kuat, lebih cepat, dan lebih baik di masa mendatang,” kata Fiddelke, seperti dilaporkan oleh CNN, Minggu (26/10/2025).

Pembatalan kontrak tersebut terjadi saat musim belanja liburan, yang merupakan tanda kirjanya perusahaan berbasis di Minneapolis sedang mengalami krisis. Kondisi ini disebabkan oleh penurunan volume penjualan dan dampak negatif yang timbul dari penarikan program Diversitas, Keseimbangan, dan Inklusi (DEI).

Selain itu, situasi ekonomi yang sulit dan persaingan kencang dari rival seperti Walmart, Amazon, dan Costco juga memberikan tekanan tambahan pada Target. Perubahan dalam perilaku konsumen juga menjadi faktor, dengan banyak pelanggan mengurangi pembelian produk rumah tangga dan pakaian dari perusahaan ini.

Sementara itu, perwakilan Target menegaskan bahwa pelepasan tenaga kerja ini bukan dilakukan untuk menghemat biaya. Melainkan, langkah tersebut adalah bagian dari upaya reorganisasi internal agar perusahaan dapat mengambil keputusan dengan lebih cepat dan efektif.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa strategi pengurangan tenaga kerja menjadi tren yang semakin umum di kalangan perusahaan ritel besar. Studi dari McKinsey & Company menunjukkan bahwa 60% perusahaan ritel global melaporkan telah melakukan pemotongan tenaga kerja dalam upaya untuk meningkatkan efisiensi operasi. Analisis unik dan simplifikasi dari situasi Target menunjukkan bahwa perubahan dalam pola konsumen dan dinamisnya persaingan pasaran memaksakan perusahaan untuk beradaptasi dengan cepat.

Studi kasus dari perusahaan lain yang melakukan langkah serupa, seperti Best Buy, menunjukkan bahwa reorganisasi internal dapat meningkatkan produktivitas hingga 20% dalam waktu satu tahun. Infografis yang relevan dengan artikel ini dapat menampilkan perbandingan performa Target sebelum dan sesudah reorganisasi.

Dalam era di mana konsumen semakin selektif dan ekonomi terus berfluktuasi, Target perlu tetap fokus pada inovasi dan peningkatan pengalaman pelanggan. Keputusan mereka untuk mengubah struktur organisasi bisa menjadi langkah strategis yang tepat jika diimbangi dengan investasi pada teknologi dan pelayanan yang lebih baik.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan