Penumpang Takut Berjalan Kaki di Lintasan LRT Jabodebek Akibat Gangguan

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Dalam perjalanan mereka, LRT yang menghubungkan Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi mengalami gangguan yang menyebabkan penumpang harus dievakuasi dengan berjalan kaki di atas lintasan layang. Aida, salah satu penumpang berumur 25 tahun, mengaku mengalami ketakutan saat harus menjalani evakuasi ini. Dia mulai naik LRT dari Stasiun Kuningan, Jakarta Selatan, dengan tujuan menuju Stasiun Harjamukti pada hari Sabtu, tanggal 26 Oktober 2025. Pada pukul 08.41 WIB, kereta yang ditumpanginya tiba-tiba berhenti tanpa ada tanda-tanda sebelumnya.

Setelah sekitar 40 menit, sekitar pukul 09.20 WIB, penumpang diminta untuk turun dan berjalan kaki menuju Stasiun Rambutan. Jarak yang harus ditempuh sekitar 800 meter, dan lintasan LRT ini berupa jalur layang yang cukup tinggi. Aida menggambarkan bahwa kakinya gemetar saat harus berjalan di atas lintasan tersebut, terutama ketika melihat celah-celah beton dan ketinggian yang menakutkan. Dia terus berpegangan pada pembatas rel untuk mengurangi rasa takutnya.

Evakuasi dilakukan dengan penumpang berbaris satu per satu karena area evakuasi hanya cukup luas untuk satu orang. Aida mengaku merasa sangat takut dan berusaha memegang pagar rel sambil berjalan, bahkan tangannya penuh debu. Pengelola LRT Jabodebek telah meminta maaf atas gangguan tersebut dan menjelaskan masalah disebabkan oleh kendala pada sistem third rail yang bertanggung jawab menyuplai listrik kepada kereta. Setelah perbaikan, LRT Jabodebek kembali beroperasi normal di semua rute.

Studi kasus seperti ini menunjukkan pentingnya sistem keamanan dan evakuasi yang baik dalam transportasi massal. Penumpang harus diberi informasi yang jelas dan fasilitas evakuasi yang memadai untuk menanggulangi situasi darurat. Masalah teknis seperti ini harus segera diatasi agar tidak mengganggu kenyamanan dan keamanan penumpang.

Untuk meningkatkan kepercayaan penumpang terhadap LRT, pengelola harus terus meningkatkan kualitas pelayanan dan sikap tanggap terhadap gangguan. Evakuasi yang efisien dan komunikasi yang transparan dapat membantu meredam ketakutan penumpang di masa depan. Sekaligus, penumpang juga perlu diberikan pelatihan dasar tentang cara bertingkah laku dalam situasi darurat agar lebih siap menghadapi keadaan yang tidak terduga. Dengan demikian, LRT Jabodebek dapat terus menjadi sarana transportasi yang aman dan nyaman bagi masyarakat.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan