Para Pedagang Pisang di Pasar Singaparna Khawatir Akibat Stok Melimpah

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di pasar tradisional Singaparna, wangi manis pisang mengepul setiap hari, khususnya pada hari Minggu, 26 Oktober 2025. Serinya lapak buah berisi tumpukan pisang beraneka ragam, mulai dari pisang Raja berwarna kekuningan hingga Kapas yang masih segar berwarna hijau.

Meskipun stok pisang melimpah, pedagang-pedagang di situ justru merasa cemas. Hal ini karena pasokan pisang dari berbagai kecamatan di Tasikmalaya yang terus berdatangan, membuat stok di pasar terus bertambah.

Para pedagang takut pisang tersebut tidak laku dan akhirnya membusuk di lapak. Hal tersebut diikuti dengan ketakutan bahwa harga pisang akan turun drastis.

Salah satu pedagang, Yuyu, mengaku bahwa dalam dua pekan terakhir, dia menerima banyak kiriman dari bandar pisang. “Ketika ini, bandar pisang dari berbagai daerah kecamatan Tasikmalaya terus mengirim. Bahkan seorang bandar saja sudah mengirim sebanyak tiga kuintal pisang setiap harinya,” katanya.

Selain itu, ada juga kiriman tambahan dari bandar lain yang berkisar antara 50 kilogram hingga satu kuintal per hari. “Karenanya, sekarang stok pisang di pasar Singaparna sangat banyak,” tambahnya.

Yuyu bahkan mulai membatasi penerimaan kiriman agar buah tidak menumpuk dan membusuk. “Saya sudah meminta agar pengiriman dibatasi untuk mencegah pisang busuk, karena jika terlalu lama di tempat jualan, buah itu akan tak laku,” katanya.

Menurutnya, pisang yang belum terjual dalam waktu seminggu pasti akan membusuk. “Jadi, jika stok terlalu banyak, pedagang akan merugi,” keluhnya.

Sementara itu, seorang pedagang lainnya, Gopar, menjelaskan bahwa sebagian besar bandar pisang yang memasok ke pasar Singaparna berasal dari Kecamatan Taraju, Sodonghilir, Puspahiang, dan Salawu. “Bandar-bandar tersebut mampu mengirim dalam jumlah banyak. Sedangkan dari tempat yang lebih dekat, seperti Cigalontang, الشارعpaling banyak hanya mengirim 50 kilogram,” jelasnya.

Biasanya, dalam seminggu, Gopar hanya dapat menjual tiga kuintal pisang berbagai jenis. Namun kini stoknya melebihi jumlah itu. “Saya khawatir jika terlalu banyak, pisang tidak akan laku. Biasanya, jika barang banyak, harga akan turun,” ujar Gopar.

Menurutnya, jenis pisang yang paling banyak diminati pembeli adalah Nangka, Ambon, Lumut, Raja Cere, Kapas, Raja, dan Kepok.

Peningkatan pasokan pisang di Pasar Singaparna mengungkapkan tantangan bagi pedagang lokal. Meningkatnya stok tanpa peningkatan permintaan sama membuat mereka kesulitan untuk menjaga kualitas dan harga produk. Solusi seperti pengaturan pengiriman dan diversifikasi pasar menjadi kunci untuk menghadapi situasi ini.

Ketika berhadapan dengan kesulitan ini, para pedagang harus bisa berinovasi untuk menarik pelanggan. Mungkin dengan penawaran spesial atau promosi bisa menjadi jalan keluar. Pertimbangan ini penting agar perdagangan tetap berjalan lancar tanpa merugikan pedagang dan konsumen.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan