Mengapa Tidur Pramono Gangguan karena Tiang Monorel Berdiri

Keberadaan struktur monorel yang tidak sempat selesai di ibu kota ini membuat Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, sering merasakan kesulitan untuk tidur dengan tenang. Ia mengharapkan agar tiang-tiang tersebut segera dibongkar untuk membersihkan tampak kota.

Menurut data yang disajikan Thecuy.com, Sabtu tanggal 25 Oktober 2025, rencana pembongkaran tiang monorel tersebut awalnya diumumkan oleh Pramono pada Selasa 14 Oktober di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. Gubernur mengungkapkan bahwa penyelesaian proses tersebut dijadwalkan dimulai pada bulan Januari tahun depan.

“Utamanya semoga pada awal tahun depan kita telah dapat memulainya,” ujar Pramono.

Untuk merealisasikan rencana tersebut, Pramono membahasnya dengan KPK pada Kamis 16 Oktober. Dalam pertemuan tersebut, ia bertemu dengan beberapa pejabat KPK, termasuk Setyo Budiyanto, Fitroh Rohcahyanto, dan Agus Joko Pramono.

“Beberapa poin pertama terkait dengan keinginan pemerintah DKI untuk segera menyelesaikan masalah monorel yang ada di sepanjang Jalan Rasuna Said,” kata Pramono saat berkunjung ke gedung KPK di Kuningan, Jakarta Selatan.

Pramono juga mengaku telah mendapatkan persetujuan dari Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta dan KPK untuk melanjutkan pembongkaran. Ia mengungkapkan hal ini saat membuka Jakarta Architecture Festival di Blok M Hub, Jakarta Selatan, pada tanggal 16 Oktober yang lalu.

Gubernur DKI mengaku sangat kecewa melihat tiang-tiang proyek monorel yang sudah berdiri sejak hampir dua dekade tanpa fungsi apapun. “Monorel ini sudah berdiri sejak 2002, groundbreaking pada 2004, dan hingga sekarang masih tak selesai,” paparnya.

Pramono mengaku tak bisa tidur dengan nyenyak karena selalu memikirkan nasib tiang-tiang monorel yang tak berfungsi di sejumlah titik kota. Ia menegaskan bahwa struktur tersebut tidak boleh terus dibiarkan berdiri tanpa tujuan.

“Pikiranku selalu dipenuhi soal monorel, bahkan dalam mimpi,” ungkap Pramono saat berada di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Sabtu 25 Oktober 2025.

Tiang monorel tersebut telah menjadi simbol kepinggiran pembangunan di Jakarta. Proyek ini dimulai tahun 2002 dan groundbreaking pada 2004 di bawah pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri. Menurut Pramono, ia sendiri yang mendampingi Megawati saat acara groundbreaking tersebut.

“Gubernur pada waktu itu adalah Pak Sutiyoso. Namun, setelah beberapa tahun, proyek berhenti karena berubahnya pemerintahan dan pejabat terkait,” jelasnya.

Pramono berharap proyek ini segera diselesaikan dengan dukungan penuh dari aparat penegak hukum, khususnya Kejaksaan Tinggi DKI dan KPK.

Jika tiang monorel tak segera dibongkar, masalah pemeliharaan dan penampilan kota akan terus menjadi beban. Keberadaan struktur yang tak berfungsi ini juga bisa merugikan citizen dan menyebabkan kerugian finansial yang besar. Oleh karena itu, tindakan cepat diperlukan.

Pembongkaran monorel bukan hanya tentang estetika kota, tetapi juga tentang keberhasilan pemerintahan dalam mengelola proyek-proyek strategis. Hal ini juga akan memberikan pesan positif bahwa Jakarta tetap berkomitmen mencari solusi atas masalah infrastruktur yang lama.

Tindakan langkah langkah yang tepat dalam mengatasi masalah ini dapat menjadi inspirasi bagi kota-kota lain yang hadapi tantangan serupa. Jakarta bisa menjadi contoh dalam mengoptimalkan penggunaan ruang publik dan meningkatkan kualitas hidup warganya.

Baca juga Berita lainnya di News Page