Pemerintah Amerika Serikat (AS) berhasil menyita lebih dari 14 miliar dolar AS dalam bentuk bitcoin setelah menangkap Chen Zhi, pemimpin Prince Holding Group di Kamboja, dalam kasus penipuan kripto dengan skema ‘pig butchering’ atau ‘sembelih babi’. Chen diduga mengorganisasikan penipuan kripto yang melibatkan kerja paksa pada skala besar.
Menurut Channel News Asia, Minggu (26/10/2025), jaksa federal AS mengajukan dakwaan terhadap Chen atas konspirasi penipuan dan pencucian uang. Chen dan rekan-rekannya diperkirakan memanfaatkan kerja paksa untuk menipu investor, kemudian menggunakan hasil kejahatan ini untuk membeli yacht, jet pribadi, hingga lukisan Picasso. Selain itu, otoritas AS dan Inggris telah menyanksi perusahaan Chen yang bergerak di bidang properti dan keuangan, sementara Departemen Keuangan AS menandai perusahaan tersebut sebagai organisasi kriminal transnasional.
Skema ‘sembelih babi’ yang dilakukan Chen melibatkan berbagai tindak kejahatan. Chen (38 tahun) didakwa merestui kekerasan terhadap pekerja, menyuap pejabat asing, serta menggunakan bisnis lain seperti judi online dan penambangan kripto untuk mencuci uang ilegal. Jaksa AS Joseph Nocella menganggap operasi Chen sebagai salah satu operasi penipuan investasi terbesar dalam sejarah. Menurut jaksa, skema ini mampu meraup hingga 30 juta dolar AS setiap hari.
Hingga saat ini, Chen masih buron setelah didakwa secara in absentia di AS. Jika terbukti bersalah, dia dapat dihukum hingga 40 tahun penjara. Selain itu, aset sebesar 127.271 bitcoin yang disita oleh AS sebesar 113.000 dolar AS dapat digunakan untuk mengganti kerugian korban jika pengadilan menyetujui. Data menunjukkan bahwa warga Amerika kehilangan sekitar 10 miliar dolar AS terkait skema penipuan berbasis Asia Tenggara pada tahun lalu, naik 66 persen dari tahun 2023. Departemen Keuangan AS menyebut Chen sebagai pemain utama dalam bisnis gelap tersebut. China juga sudah menyelidiki perusahaan Chen sejak 2020 atas dugaan penipuan siber dan pencucian uang.
Sementara itu, juru bicara Prince Holding Group, Gabriel Tan, telah mengirimkan permintaan respons. Situs perusahaan mengklaim mematuhi “standar bisnis global,” namun belaka juru bicara pemerintah Kamboja, Pen Bona, belum memberikan tanggapan.
Penipuan kripto skala besar ini mengungkapkan betapa pentingnya pengawasan dan perlindungan terhadap investor. Kesimpulan yang bisa diambil dari kasus ini adalah bahwa kejahatan siber, khususnya dalam bentuk penipuan investasi, terus merajai dunia digital. Investor harus lebih waspada dan memeriksa sumber daya dengan cermat sebelum memasukan dana mereka. Pengawasan internasional terhadap skema penipuan seperti ini perlu diupayakan untuk melindungi masyarakat dari kerugian yang besar.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.