Pemerintah Amerika Serikat telah mengungkapkan dugaan keterlibatan Chen Zhi, ketua Prince Holding Group di Kamboja, dalam jaringan kriminal internasional yang besar di Asia. Kejahatan ini diyakini melibatkan kerja paksa dan penipuan dalam dunia kripto. Uang hasil kejahatan tersebut digunakan untuk membelikan lukisan Picasso, pesawat pribadi, dan properti mewah di London.
Menurut CNN, Minggu (26/10/2025), skema penipuan tersebut menghasilkan keuntungan hingga 30 juta dolar AS setiap hari bagi Chen dan rekan-rekannya. Jaksa AS telah berhasil menyita kripto bernilai 15 miliar dolar dari Chen setelah penyelidikan yang lama. Chen dideskripsikan sebagai pemimpin utama dalam dunia gelap penipuan daring di Asia Tenggara, dengan dukungan dari politisi berkuasa. Dalam satu tahun, korban penipuan dari AS saja mencapai 10 miliar dolar.
Perusahaan-perusahaan milik Chen, yang meliputi sektor properti dan perbankan, ditetapkan sebagai bagian dari jaringan kriminal internasional ini. Chen telah didakwa di New York atas tuduhan konspirasi pencucian uang dan penipuan melalui jaringan.
Saat ini, Chen masih bebas karena Kamboja tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan AS. Otoritas AS dan Inggris menuduh Prince Group menjadi penutup bagi lebih dari 100 perusahaan cangkang yang digunakan untuk mencuci uang ke berbagai negara, termasuk Singapura dan St Kitts dan Nevis. Jacob Sims, peneliti tamu di Harvard University Asia Center, mengomentari bahwa Chen bukanlah bos mafia biasa, melainkan wajah ekonomi kriminal yang dilindungi negara. Prince Group pernah membantah tuduhan itu, namun pernyataan tersebut telah dihapus dari situs mereka.
Dalam dakwaan jaksa federal, terungkap bahwa Chen telah mengizinkan kekerasan terhadap pekerja, menyuap pejabat asing, dan memanfaatkan bisnis judi daring serta penambangan kripto untuk mencuci uang ilegal. Jaksa AS Joseph Nocella menyebutnya sebagai salah satu operasi penipuan investasi terbesar dalam sejarah.
Kasus ini mengungkap betapa rumitnya jaringan kriminal transnasional modern, yang bukan hanya melibatkan kejahatan biasa, tetapi juga memanfaatkan teknologi dan sistem keuangan global. Hal ini menegaskan pentingnya kerjasama internasional untuk memerangi jenis kejahatan yang semakin canggih.
Kekerasan, korupsi, dan penipuan dalam skala besar bukan hanya merusak ekonomi tetapi juga merusak kehidupan ribuan orang. Kasus Chen Zhi menunjukkan bahwa perjuangan melawan kejahatan transnasional memerlukan upaya yang lebih kuat dari pemerintah dan komunitas internasional.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.