Air Aqua Viral dari Sumur Bor akibat Longsor, Menurut Ilmuwan BRIN

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Jakarta – Viralnya pernyataan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tentang pabrik Aqua yang menggunakan air dari sumur bor telah mengungkapkan masalah lebih dalam, yaitu potensi longsor dan pergeseran tanah akibat pengambilan air tanah lewat metode pengeboran, bukan langsung dari mata air pegunungan.

Peneliti hidrologi dari Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air BRIN, Rachmat Fajar Lubis, menegaskan bahwa isu ini tidak seperlunya disederhanakan. Ada aturan dan mekanisme ilmiah yang sudah ditetapkan pemerintah untuk mengontrol dampak pengambilan air tanah oleh industri.

Pengambilan air tanah oleh perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) tidak dilakukan secara sembarangan. Setiap perusahaan wajib mematuhi aturan dari Kementerian Lingkungan Hidup yang menetapkan standar pemantauan pergerakan tanah. Mereka harus melaporkan posisi dan ketinggian tanah secara rutin, agar tidak terjadi penurunan atau pergeseran yang berbahaya.

Data pergerakan tanah diukur secara berkala, sehingga potensi longsor dapat diprediksi lebih awal. Fajar menegaskan, perusahaan telah melaporkan posisi tanah setiap tahun, memastikan stabilitas lokasi penambangan air.

Izin pengambilan air tanah hanya diberikan berdasarkan debit aman yang dihitung oleh pemerintah, bukan debit maksimum. Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas struktur tanah. Namun, masalah timbul jika perusahaan melampaui batas yang ditetapkan.

Jika perusahaan menambahkan kapasitas pompa dan mengambil air lebih dari debit yang diizinkan, risiko longsor atau amblesan meningkat. Sebagai bagian dari pengawasan, perusahaan wajib membuat sumur pantau lebih dari lima titik setiap tahun. Jika muka air tanah terus menurun, itu menandakan pengambilan air berlebih.

Sayangnya, banyak masyarakat yang belum memahami fungsi sumur pantau. Padahal, sumur ini bertujuan memantau kondisi air tanah secara alami, tanpa gangguan dari pengambilan yang berlebih.

Dengan sistem ini, peneliti dan otoritas lingkungan bisa menilai apakah tanah dan air bawah permukaan masih stabil. Fajar menekankan, perusahaan beroperasi dengan izin resmi, sehingga risiko longsor dapat dikontrol jika pengawasan dilakukan dengan baik.

Namun, lebih dari kritik terhadap industri, Fajar mendorong peningkatan transparansi data dan pendidikan masyarakat tentang air tanah. Keterbukaan informasi dan pemahaman publik tentang sistem pemantauan akan membantu masyarakat mengawasi proses dengan bijak, bukan hanya berspekulasi.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pengawasan air tanah harus lebih intensif, khususnya di daerah dengan aktivitas industri tinggi. Studi kasus di beberapa negara menunjukkan bahwa pengambilan air berlebih dapat menyebabkan kerusakan ekosistem yang sulit dipulihkan. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat sangat penting untuk menjaga kelestarian sumber air.

Setiap individu memiliki peran dalam memastikan pengelolaan air tanah tetap berkelanjutan. Dengan mengetahui cara kerja sistem pemantauan, masyarakat bisa menjadi bagian dari solusi, bukan hanya penyebab masalah. Jaga sumber daya air kita dengan bijak, karena air adalah aset yang tak dapat diganti.

Masyarakat perlu lebih proaktif dalam memahami pentingnya air tanah dan cara pengelolaannya. Dengan pengetahuan yang tepat, kita bisa menjaga lingkungan dan menghindari kerusakan yang tidak diinginkan. Mari kita bersama-sama menjaga air untuk generasi mendatang.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan