Pramono Ungkap Kedekatan dengan Dharma Pongrekun, Memimpin Urusan Bintang 1 hingga 3

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung membagikan kisah tentang persahabatan yang erat dengan Dharma Pongrekun, mantan calon gubernur DKI Jakarta tahun 2024. Hubungan baik ini tetap terjaga meskipun keduanya pernah bersaing dalam kontes politik. Pramono mengungkapkan hal ini saat menghadiri acara ‘Sitomu Mali’ Ikatan Keluarga Toraja (IKAT) di Buperta Cibubur, Jakarta Timur, pada tanggal 25 Oktober 2025. Dalam kesempatan tersebut, ia ingat pengucapan Dharma yang lucu saat debat, “Mas Pram pasti lupa, kalau saya bintang satu, bintang dua, bintang tiga, Mas Pram yang ngurusin,” yang menimbulkan kegembiraan di antara peserta acara.

Selain itu, Pramono juga sempat bertemu dengan ayah Dharma Pongrekun. Ia mengaku terakhir kali bertemu ayahnya sekitar tahun 2004, namun komunikasi dan ikatan kekeluargaan antara mereka masih terjaga hingga sekarang. Hubungan silaturahmi ini menjadi bukti bahwa demokrasi dapat berjalan dengan sehat tanpa merusak nilai persaudaraan. “Inilah bagian dari proses demokrasi yang baik, namun kekeluargaan tetap dijaga,” ungkapnya.

Pramono juga menekankan bahwa warisan budaya Toraja menjadi salah satu kekayaan yang memantapkan identitas Jakarta sebagai kota yang inklusif dan berkeadaban. Ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota IKAT Jabodetabek atas kontribusi mereka dalam pembangunan Jakarta. Nilai-nilai luhur masyarakat Toraja seperti siama, si pakabaru, dan si randean, yang berarti saling menghargai, menolong, dan menghormati, menjadi teladan penting dalam menjaga kerukunan dan harmoni di tengah kehidupan perkotaan Jakarta. “Toraja adalah daerah yang kaya budaya dan memiliki potensi lokal luar biasa. Dengan potensi tersebut, Toraja telah menjalin kerja sama dengan berbagai daerah, termasuk Jakarta, dalam berbagai bidang,” jelasnya.

Kegiatan ‘Sitammu Mali’ yang mengusung tema ‘Mempererat Persaudaraan dan Melestarikan Budaya Toraja di Tanah Perantauan’ diharapkan menjadi wadah bagi komunitas Toraja di Jakarta untuk berkontribusi, mengembangkan potensi daerah asal, dan juga sebagai ruang silaturahmi serta pelepas rindu akan kampung halaman.

Dari kisah ini, terlihat betapa pentingnya menjaga hubungankeluarga dan nilai-nilai budaya dalam kehidupan perkotaan. Jakarta, dengan keanekaragaman budayanya, bisa menjadi teladan kota yang inklusif dan harmonis.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan