Mikroplastik dalam Air Hujan Jakarta dan Risikonya pada Paru-paru

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah telah memunculkan temuan bahwa air hujan di wilayah Jakarta mengandung partikel mikroplastik berbahaya yang berasal dari berbagai kegiatan manusia di kota besar. Hal ini terjadi karena proses siklus plastik kini telah merambat hingga ke lapisan atmosfer.

Partikel mikroplastik dapat terangkat ke udara melalui berbagai sumber seperti debu yang terbawa angin, asap pembakaran, dan aktivitas industri. Setelah melayang di udara, partikel ini dapat terperangkap dalam tetesan hujan dan kembali ke permukaan bumi melalui proses yang dikenal sebagai atmospheric microplastic deposition.

Muncul pertanyaan penting, apakah mikroplastik yang ditemukan dalam air hujan ini dapat masuk ke dalam sistem pernapasan manusia?

Menurut pakar paru-paru, Dr. Agus Susanto, SpP(K), mikroplastik yang dibawa oleh air hujan akan mengalami pengendapan basah di permukaan tanah. Partikel ini kemudian dapat mengotori sumber air, menempel pada sayuran atau bahan makanan, dan masuk ke tubuh manusia melalui konsumsi. Namun, ada risiko lain ketika partikel mikroplastik yang telah mengering kembali terbawa oleh angin. Dalam kondisi ini, partikel kecil tersebut dapat melayang di udara dan terhirup melalui saluran pernapasan, membahayakan sistem paru-paru.

“Semua orang rentan terkena dampak jika partikel mikroplastik masuk ke saluran napas dan paru-paru,” ujarnya. “Tetapi, mereka yang memiliki kondisi tertentu seperti lansia, penderita penyakit paru seperti asma atau PPOK, serta penyakit kronis lain seperti jantung atau diabetes, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami efek buruk.”

Mikroplastik dalam udara telah menjadi ancaman serius bagi kesehatan, terutama bagi mereka yang tinggal di kota-kota padat. Penelitian menunjukkan bahwa partikel ini dapat menembus sistem pernapasan dan mencapai bagian dalam paru-paru, dapat menyebabkan iritasi, inflamasi, dan bahkan masalah kesehatan jangka panjang.

Untuk mengurangi risiko paparan mikroplastik di udara, Dr. Agus memberikan beberapa saran praktis. Pertama, gunakan masker saat melakukan kegiatan di luar ruangan, terutama ketika tingkat polusi dan debu tinggi. Ini merupakan cara efektif untuk mencegah partikel mikroplastik masuk ke saluran napas. Kedua, pertahankan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup dan konsumsi makanan yang seimbang. Ketiga, hindari pembakaran sampah secara mandiri dan pastikan pengelolaan limbah plastik dilakukan dengan benar. Terakhir, kurangi penggunaan produk plastik sekali pakai dalam kehidupan sehari-hari untuk mengurangi jumlah mikroplastik yang beredar di lingkungan.

Mikroplastik tidak hanya berdampak pada lingkungan melainkan juga pada kesehatan manusia. Dengan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat mengurangi risiko paparan dan melindungi diri dari bahaya yang ditimbulkan oleh partikel mikroplastik ini. Mari kita berpartisipasi untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi generasi sekarang dan masa depan.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan