Menperin Mendukung Purbaya dalam Menghadapi Mafia Impor

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengetahui adanya kasus mafia impor tekstil dan baja sejak waktu yang quite lama. Agus menyatakan hal ini saat berhadapan dengan wartawan setelah meresmikan International Textile Manufacturers Federation (ITMF) Annual Conference & International Apparel Federation (IAF) World Fashion Convention 2025. Hal ini dilaporkan oleh detikJoga pada Jumat, 24 Oktober 2025.

Menperin tersebut menyatakan dukungan penuh terhadap upaya Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk memperkuat larangan impor pakaian bekas. Agus menyatakan bahwa Kementerian Perindustrian selalu mendukung upaya pemerataan praktik ekonomi yang merugikan industri. “Kami bertindak sesuai dengan komitmen yang sudah ada untuk membersihkan praktik ekonomis yang merugi bagi industri,” ujarnya.

Agus pun menyatakan apreciasi terhadap langkah Purbaya dalam penanganan mafia impor, baik tekstil maupun baja. Ia juga menambahkan bahwa impor, baik ilegal maupun legal, telah menjadi masalah besar bagi industri manufaktur. “Impor ilegal telah menjadi masalah besar, tetapi impor legal juga bisa menjadi permasalahan jika terlibat masalah pricing,” kata Agus.

Sebelumnya, Purbaya Yudhi Sadewa telah menyatakan akan memperkuat larangan impor pakaian bekas dalam karung atau balpres. Selain dipidana, pelaku impor juga akan dikenakan denda tambahan. Purbaya menjelaskan bahwa negara akan merugikan jika hanya memenjarakan pelaku dan memusnahkan barang bukti, karena negara harus mengeluarkan biaya untuk penanganan tersebut. Selain itu, pelaku impor pakaian bekas akan diblacklist oleh pemerintah sehingga tidak bisa lagi melakukan usaha impor.

Purbaya juga mengaku baru mengetahui istilah balpres. Menurutnya, impor baju bekas hanya bisa dimusnahkan dan pelakunya hanya dipenjara tanpa mendapat denda. “Negara justru merugikan karena harus menyediakan biaya untuk menjalankan proses penghapusan barang dan biaya pengurusan tahanan,” katanya saat dihadapan di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Rabu (22/10).

Perkembangan industri manufaktur di Indonesia terus menarik perhatian global. Dengan dukungan pemerintah yang kuat, diperkirakan industri tekstil dan baja akan lebih kompetitif di pasar internasional. Ini juga akan mengurangi ketertinggalan teknologi dan meningkatkan daya saing produk lokal.

Pemerintah juga bisa mengembangkan program pengembangan industri lokal melalui pelatihan teknologi canggih dan dukungan akses modal. Ini akan mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri. Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi pemain utama di pasar global, membuat ekspor naik dan menciptakan lapangan kerja baru.

Industri tekstil dan baja memang menjadi komponen penting dalam menggerakkan perekonomian. Dengan dukungan politik yang kuat dan kebijakan yang tepat, Indonesia bisa menjadi negara yang unggul dalam sektor ini. Hal ini juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mengurangi kemiskinan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan