Purbaya Soal Rencana Negosiasi Utang Kereta Cepat: Bagus, Saya Nggak Ikut, Katanya? Top!

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan rias senang karena tidak terlibat dalam proses restrukturisasi utang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, yang dikenal dengan nama Whoosh. Keterangannya ini datang sebagai respons atas berita mengenai negosiasi antara Indonesia dan China terkait penyelesaian utang tersebut.

“Sangat baik. Saya tidak terlibat, ya? Sangat bagus!” ungkap Purbaya saat diwawancarai oleh wartawan di Kantor Pusat Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, pada Kamis (23/10/2025).

Purbaya menegaskan bahwa Kementerian Keuangan sebaiknya tidak campur tangan dalam penyelesaian utang ini. Ia menginginkan masalah tersebut diatasi secara langsung antara pihak-pihak yang terlibat, yaitu melalui pendekatan bisnis ke bisnis (B2B).

Sebelumnya, ia juga telah menyatakan keprihatinannya agar APBN tidak digunakan untuk membayar utang proyek kereta cepat. “Sebaiknya Kementerian Keuangan tidak terlibat, biarkan mereka menanganinya secara B2B. Jadi, sangat bagus!” tambahnya.

Proyek kereta cepat ini dikelola oleh PT KCIC (Kereta Cepat Indonesia China), dengan PT PSBI (Pilar Sinergi BUMN Indonesia) memegang 60% saham, sementara sisanya (40%) dimiliki oleh perusahaan China, Beijing Yawan HSR Co. Ltd. Pendanaan proyek ini didukung sebesar 75% oleh China Development Bank (CDB), sedangkan 25% lainnya berasal dari ekuitas sendiri dari konsorsium. Dalam kontribusi ekuitas tersebut, mayoritas berasal dari pihak Indonesia melalui PSBI dan KAI.

Terkait perjalanan Danantara ke China untuk negosiasi, Purbaya mengungkapkan kemungkinan dirinya hanya hadir sebagai penonton. Ia kembali menekankan keinginannya agar utang Whoosh diselesaikan melalui kerjasama B2B.

“Sudah, semua bagus. Solusinya sudah tepat, mereka sudah mencapai kesepakatan. Saya tidak ikut campur, bagus,” tegas Purbaya.

Sebelumnya, Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) akan mengirim tim ke China untuk menegosiasikan utang proyek kereta cepat. Informasi ini disampaikan langsung oleh Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria. Poin-poin yang akan dibahas antara lain tenor pinjaman, bunga utang, dan mata uang yang akan digunakan. Namun, Dony tidak menjelaskan waktu pasti keberangkatan tim negosiator ke China.

“Kami akan berangkat kembali juga untuk menegosiasikan mengenai ketentuan pinjaman ini. Ini menjadi titik perundingan utama kami, yang terkait dengan jangka waktu pinjaman, suku bunga, dan beberapa mata uang yang akan kita diskusikan,” kata Dony saat diwawancarai di Kantor Kementerian Keuangan, Kamis (23/10/2025).

Proses restrukturisasi utang kereta cepat Jakarta-Bandung menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan kestabilan keuangan negara tanpa terlalu mempengaruhi APBN. Dengan pendekatan B2B, diharapkan solusi yang dihasilkan dapat memenuhi kepentingan semua pihak terlibat. Insight ini juga mendorong pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan, meskipun tantangan finansial masih ada.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan