PU Geber Fokus Penataan Tujuh Kawasan dengan Anggaran Rp 401,24 Miliar

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) saat ini sedang melakukan penataan di tujuh wilayah permukiman sepanjang tahun 2025. Total anggaran yang dialokasikan untuk proyek-proyek ini mencapai Rp 401,24 miliar.

Lokasi yang menjadi fokus penataan meliputi daerah Medan Belawan Bahari di Kota Medan, Pulau Penyengat di Kota Tanjung Pinang, dan Tanjung Banun di Kota Batam. Selain itu, proyek juga dilaksanakan di Panjunan Kota Cirebon, kawasan bencana Gunung Ruang di Sulawesi Utara, Bahodopi di Kabupaten Morowali, serta Lelilef Waibulan di Kabupaten Halmahera Tengah.

Menurut Menteri PU Dody Hanggodo, pembangunan infrastruktur permukiman tidak hanya untuk memperbaiki kondisi fisik, tetapi juga berperan sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat. Program ini ditargetkan untuk menyediakan akses layanan dasar seperti air bersih dan sanitasi, sambil membuka peluang ekonomi baru yang bisa meningkatkan kualitas hidup dan membantu pengentasan kemiskinan.

Kementerian PU juga berkomitmen untuk mengembangkan infrastruktur permukiman guna mendukung penataan kawasan kumuh, pengembangan pariwisata, dan penanganan kemiskinan.

Berikut beberapa detail proyek yang sedang berlangsung:

Penataan Pulau Penyengat, salah satu kawasan cagar budaya nasional dan destinasi wisata sejarah Melayu di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Dengan investasi sebesar Rp 36,98 miliar, proyek ini mencakup pembangunan jalan lingkungan, drainase, plaza penyambut, serta perbaikan area pelataran dan lansekap.

Kota Medan, Sumatera Utara, memfokuskan penataan pada pengendalian banjir rob dan perbaikan lingkungan pesisir melalui normalisasi drainase dan pembangunan reservoar air bersih. Anggaran untuk proyek ini mencapai Rp 18,89 miliar.

Di Kota Batam, penataan Kawasan Tanjung Banun merupakan bagian dari relokasi masyarakat akibat proyek Rempang Eco City. Kementerian PU membangun infrastruktur dasar pada lahan 36,77 hektar, termasuk jalan, drainase, pencahayaan, jaringan air, fasilitas sanitasi, ruang publik, dan Puskesmas pembantu. Anggaran untuk proyek ini sebesar Rp 164,78 miliar.

Sulawesi Utara mendapatkan pembangunan hunian relokasi akibat bencana Gunung Ruang. Proyek ini meliputi 287 unit hunian, fasilitas sosial, sekolah, tempat ibadah, taman, dan lapangan serbaguna pada lahan seluas 11,85 hektar. Nilai proyek mencapai Rp 115,92 miliar.

Penataan Bahodopi di Kabupaten Morowali dan Lelilef Waibulan di Halmahera Tengah, masing-masing bernilai Rp 30 miliar, ditujukan untuk mendukung industri nikel di Maluku Utara. Proyek mencakup pembangunan jalan, drainase, ruang publik, dan sentra UMKM.

Kota Cirebon melakukan optimalisasi penataan di Kawasan Panjunan untuk memperkuat struktur tanah dan memperbaiki area pedestrian dengan anggaran Rp 4,67 miliar.

Dengan upaya penataan kawasan yang terkoordinasi, Kementerian PU berharap dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat, baik dalam aspek lingkungan, sosial, maupun ekonomi. Setiap proyek dirancang untuk tidak hanya memperbaiki kondisi fisik, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan dan sampai pada kesimpulan bahwa transformasi permukiman merupakan kunci untuk mengukur kemajuan sebuah daerah. Melalui inisiatif ini, pemerintah berkomitmen untuk membangun infrastruktur yang ramah lingkungan dan inklusif, mendukung pertumbuhan ekonomi yang sejahtera bagi semua lapisan masyarakat.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan