P2G Mengusulkan Pengajaran Bahasa Mandarin di Sekolah, Menggantikan Portugis yang Tidak Digunakan untuk Bisnis

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Satriwan Salim, Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), berbicara mengenai putusan Presiden Prabowo Subianto tentang penambahan pelajaran Bahasa Portugis di sekolah Indonesia. Menurut P2G, lebih baik jika pemerintah lebih menitikberatkan pada Bahasa Mandarin karena memiliki potensi yang lebih besar dalam dunia kerja dan industri. Penambahan Bahasa Portugis dianggap akan menambah beban kurikulum yang sudah padat.

Mandarin dianggap lebih strategis karena Tiongkok saat ini menjadi pusat ekonomi dan teknologi global. Selain itu, P2G juga mendorong pemerintah untuk lebih memperhatikan pelestarian bahasa daerah yang terancam punah. Terdapat sekitar 400 bahasa daerah di Indonesia yang riset menunjukkan terancam hilang.

Satriwan juga menambahkan bahwa Portugis tidak begitu berguna dalam dunia bisnis global, karena utamanya digunakan oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia. Sebaliknya, bahasa seperti Mandarin, Jepang, Prancis, dan Arab lebih memberikan manfaat dalam perkembangan teknologi dan industri.

Salim juga menyarankan bahwa ada kendala dalam pengajaran Bahasa Portugis karena belum ada prodi yang menyediakan guru untuk mata pelajaran tersebut. Prabowo telah memberikan arahan kepada Menteri Pendidikan Tinggi dan Dasar untuk segera menerapkan pelajaran Portugis di sekolah-sekolah.

Pemerintah harus lebih fokus pada bahasa yang memiliki manfaat nyata bagi masyarakat. Prioritas harus diberikan kepada bahasa yang dapat memberikan peluang kerja dan perkembangan industri. Langkah ini akan sangat berguna bagi generasi muda Indonesia untuk bersaing di tingkat global.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan