Orang dengan Kondisi PerNaparan Lebih Rentan Terpapar Mikroplastik

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Tak sedikit orang yang khawatir dengan keberadaan mikroplastik yang terdeteksi dalam air hujan di DKI Jakarta. Hal ini terjadi karena siklus plastik kini telah mencapai atmospher. Mikroplastik dapat naik ke udara melalui debu jalanan, asap pembakaran, dan aktivitas pabrik, lalu dibawa angin dan turun kembali bersamaan dengan hujan. Meskipun diperlukan penelitian lebih mendalam, hasil studi global menunjukkan bahwa paparan terhadap mikroplastik dapat menyebabkan dampak kesehatan yang serius, terutama pada organ pernapasan.

Spesialis paru dr Agus Susanto, SpP(K) menjelaskan bahwa setiap orang memiliki risiko mengalami gangguan pada pernapasan jika menghirup mikroplastik yang masuk melalui saluran pernapasan hingga ke paru-paru. Namun, risiko tersebut lebih tinggi bagi kelompok yang rentan seperti lansia, penderita penyakit paru kronis seperti asma dan PPOK, serta individu dengan penyakit lainnya seperti jantung dan diabetes.

Efek kesehatan terhadap paru-paru yang disebabkan oleh paparan mikroplastik tergantung pada ukuran partikel yang terhirup. Menurut dr Agus, partikel mikroplastik dengan ukuran lebih dari 5 mikrometer biasanya hanya mencapai saluran napas bagian atas. “Efeknya dapat menyebabkan iritasi di hidung dan saluran napas atas, yang mencakup keluhan hidung berair, gatal-gatal di hidung, sakit tenggorokan, dan batuk,” katanya saat dihubungi Thecuy.com, Kamis (23/10/2025). Sementara itu, partikel yang lebih kecil, berukuran antara 0,5 hingga di bawah 5 mikrometer, dapat mencapai saluran napas bagian bawah hingga alveoli paru.

Kondisi ini dapat menyebabkan iritasi dan peradangan di saluran napas bagian bawah, yang memunculkan gejala seperti batuk berdahak, sesak napas, dan rasa tidak nyaman di dada. Pada penderita asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), paparan seperti ini bahkan bisa memicu kekambuhan atau memperparah kondisi penyakit. “Dalam jangka panjang, terinhalasi mikroplastik pada saluran napas bawah berpotensi menyebabkan penyakit paru seperti asma, PPOK, peradangan paru/pneumonitis, penyakit fibrosis paru, dan bahkan kanker paru,” tambahnya.

Berdasarkan penelitian terbaru, mikroplastik bukan hanya berdampak pada kesehatan paru-paru, tetapi juga dapat memengaruhi sistem imun dan peredaran darah. Peneliti menemukan bahwa partikel mikroplastik dapat melebur ke dalam dinding pembuluh darah, menimbulkan risiko infeksi dan kerusakan sel. Hal ini memperburuk kondisi pada penderita penyakit kronis.

Studi kasus di negara maju menunjukkan bahwa urbanisasi dan polusi udara semakin mempercepat penetrasi mikroplastik ke dalam tubuh manusia. Infografis dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa di kota-kota besar, konsentrasi mikroplastik di udara mencapai 100.000 partikel per meter kubik udara. Hal ini menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat.

Kita harus lebih memperhatikan kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Mikroplastik tidak hanya berasal dari limbah plastik, tetapi juga dari produk kebersihan dan pakaian sintetis. Langkah-langkah sederhana seperti penggunaan masker dan penapisan udara dapat membantu mengurangi risiko paparan. Jangan menunda untuk memeriksa kesehatan paru-paru Anda, terutama jika Anda termasuk dalam kelompok rentan.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan