Lisa Mariana Ditangkap Bareskrim, KPK Jamin Kasus BJB Tak Terlambat

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Lisa Mariana telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan pencemaran nama baik terhadap mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. KPK pastikan bahwa investigasi korupsi di Bank BJB tetap berlangsung lancar meskipun Lisa sudah menjadi tersangka di Bareskrim Polri.

“Proses penegakan hukum di KPK, Polri, dan Kejaksaan tetap berjalan dengan baik. Kita memiliki komitmen serupa untuk bekerjasama dan memastikan pemberantasan korupsi dapat berjalan dengan efektif,” ujar Budi Prasetyo, juru bicara KPK, pada hari Kamis, 23 Oktober 2025.

Lisa sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan oleh KPK terkait kasus BJB. Dalam kasus ini, KPK menyelidiki alur dana yang diduga terkait dengan korupsi di bank tersebut. Jika Lisa ditahan oleh Bareskrim Polri, KPK tetap dapat melakukan koordinasi untuk mendapatkan keterangan dari dia.

Terdapat kesepakatan bahwa jika Lisa ditahan, KPK masih bisa berkoordinasi dengan Bareskrim untuk mendapatkan keterangan yang diperlukan. “Kita bisa melakukan koordinasi terkait hal itu,” ungkap Budi.

Lisa telah diperiksa oleh KPK pada Jumat, 22 Agustus, di gedung KPK, Jakarta Selatan. Dalam kesempatan itu, dia mengakui telah menerima uang terkait kasus BJB untuk keperluan anaknya. Namun, dia masih enggan membuka nominal uang yang diterimanya dan hanya mengatakan bahwa uang tersebut digunakan untuk keperluan anaknya.

Dalam kasus BJB, KPK telah menetapkan lima tersangka, yaitu Yuddy Renaldi sebagai eks Dirut Bank BJB; Widi Hartono (WH) yang menjabat Pimpinan Divisi Corporate Secretary Bank BJB; serta Ikin Asikin Dulmanan (IAD), Suhendrik (S), dan Sophan Jaya Kusuma (RSJK) sebagai pihak swasta. Kelima tersangka diduga telah menyebabkan kerugian negara sebesar Rp 222 miliar. KPK menduga dana tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi bukan bank.

Data Riset Terbaru:
Kasus korupsi di Bank BJB menunjukkan polanya yang rumit, terutama dalam alur dana yang sulit ditelusuri. Seperti yang telah diketahui, kasus ini melibatkan berbagai pihak, baik dari dalam bank maupun luar bank. Data terbaru menunjukkan bahwa korupsi di sektor finansial terus menjadi tantangan bagi instansi pengawas, termasuk KPK.

Analisis Unik dan Simplifikasi:
Kasus BJB mengungkapkan betapa pentingnya sinergi antara KPK, Polri, dan Kejaksaan dalam mengatasi kasus korupsi. Koordinasi yang kuat diperlukan agar investigasi dapat berjalan tanpa hambatan. Selain itu, kasus ini juga menegaskan bahwa upaya pemberantasan korupsi harus dilakukan dengan tegas, tanpa terpengaruh oleh status atau posisi seseorang.

Kesimpulan:
Kasus korupsi di Bank BJB adalah pemberitahuan untuk semua pihak terkait pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam sektor keuangan. Sinergi antara instansi pengawas harus dijaga agar pemberantasan korupsi dapat dilakukan dengan efektif. Mari kami semua berperan aktif dalam mendukung upaya pemberantasan korupsi demi masa depan yang lebih adil dan transparan.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan