Indonesia kembali menghadapi perhatian global saat mendekati Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Kuala Lumpur. Setelah menerima kunjungan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa di Jakarta, pada Rabu (22/10) lalu, Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva kini telah menandatangani beberapa kesepakatan penting di berbagai sektor seperti minyak, gas, listrik, teknologi, pertambangan, dan pertanian.
Dalam konferensi pers bersama, Lula menegaskan bahwa volume perdagangan antara kedua negara masih terlalu rendah. “Bagaimana mungkin dua negara besar seperti Indonesia dan Brasil, dengan total populasi hampir 500 juta jiwa, hanya memiliki nilai perdagangan sebesar 6 miliar dolar AS? Ini tidak memadai bagi Indonesia dan juga tidak memadai bagi Brasil,” ungkapnya. Presiden Prabowo menunjukkan komitmen untuk memperkuat hubungan ekonomi. “Saya yakin ini akan memantapkan kerjasama kita dan akan mendorong pertumbuhan ekonomi kita serta Amerika Latin,” katanya. Prabowo juga menggarisbawahi bahwa Indonesia dan Brasil adalah “dua kekuatan ekonomi baru yang sedang berkembang”, yang harus meningkatkan perdagangan.
Pertemuan ini menjadi langkah konkret menuju perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan blok Mercosur, yang meliputi Brasil, Argentina, Paraguay, Bolivia, dan Uruguay. Langkah ini sejalan dengan upaya Indonesia untuk memperluas hubungan dengan Amerika Selatan, setelah sebelumnya menandatangani perjanjian dengan Peru pada Agustus. Selain itu, Indonesia bergabung dengan blok BRICS sejak Januari, di mana Brasil juga menjadi anggota. Brasil sendiri telah memperdalam hubungan dengan Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir, dan partisipasi Lula di KTT ASEAN di Malaysia menunjukkan keterlibatan politik yang semakin besar di kawasan ini.
Data Badan Pusat Statistik Indonesia menunjukkan bahwa nilai perdagangan antara kedua negara dari Januari hingga Agustus mencapai 4,3 miliar dolar AS. Angka ini menggambarkan potensi besar untuk meningkatkan kerja sama ekonomi di masa depan.
Selain itu, Cina dan Amerika Serikat melanjutkan putaran kelima negosiasi perdagangan mereka di Malaysia dari 24 hingga 27 Oktober. Wakil Perdana Menteri Cina, He Lifeng, memimpin delegasi, sementara Amerika Serikat diwakili oleh Menteri Keuangan Scott Bessent dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer. Pertemuan ini adalah lanjutan dari ketegangan tarif yang meningkat sejak April, saat kedua negara saling mengenakan tarif lebih dari 100% pada produk masing-masing. Presiden Trump mengungkapkan optimisme dalam mencapai kesepakatan, mengatakan, “Saya percaya kita akan sepakat hampir untuk semua hal.” Isu yang dibahas mencakup bahan baku kritis, kedelai, sektor pertanian, dan energi nuklir. Negosiasi ini menjadi ujian bagi kedua negara untuk menyeimbangkan kepentingan domestik dan tekanan global, karena sektor industri di berbagai negara terpengaruh oleh perselisihan tarif.
Pertemuan bilateral ini juga berhubungan dengan agenda KTT ASEAN, yang menegaskan bagaimana dinamika regional dan global saling terkait. Selain sebagai ajang diplomasi multilateral, negosiasi Cina-AS memperkuat peran Asia Tenggara sebagai titik strategis dalam penyelesaian sengketa perdagangan dunia.
Perdana Menteri India, Narendra Modi, memutuskan untuk tidak hadir secara langsung di KTT ASEAN dan mengikuti pertemuan secara virtual. Keputusan ini membuatnya absen dari kemungkinan pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump, yang sebelumnya dijadwalkan di Malaysia. Ketidakhadiran ini menjadi sorotan, karena hubungan India-AS sedang menghadapi pendinginan akibat kebijakan tarif yang kontroversial. Modi menyatakan bahwa partisipasinya secara daring tetap memungkinkan India untuk aktif dalam pembahasan isu regional. Namun, ketegangan perdagangan semakin tinggi setelah Trump menaikkan tarif impor India hingga 50%, termasuk penalti untuk minyak Rusia. Trump menuding pembelian minyak Rusia mendanai perang di Ukraina, sementara India menekankan keputusan energi mereka berdasarkan kepentingan nasional.
Juru bicara pemerintah India menegaskan bahwa panggilan telepon antara Modi dan Trump hanya membahas ucapan selamat Diwali dan isu kontra-terorisme, tanpa menyentuh soal energi. Media India melaporkan bahwa perusahaan minyak domestik tengah menyesuaikan strategi pembelian minyak Rusia sesuai pedoman pemerintah, termasuk Reliance Industries, salah satu importir terbesar di India. Keputusan Modi untuk hadir secara virtual menunjukkan bahwa India tetap ingin menjaga peran strategisnya di ASEAN, meski hubungan bilateral dengan AS sedang mengalami tekanan.
KTT ASEAN akhir pekan ini juga menjadi momen bersejarah bagi Timor Leste. Negara termuda di Asia Tenggara ini akan resmi menjadi anggota ke-11 ASEAN setelah mengajukan keanggotaan sejak 2011 dan mendapat status pengamat pada 2022. Presiden Jose Ramos-Horta menyebut, “Jalan menuju ASEAN lebih sulit daripada jalan menuju surga.” Timor Leste, dengan ekonomi sekitar 2 miliar dolar AS dan sangat bergantung pada cadangan minyak dan gas, berharap keanggotaan ASEAN dapat memberi legitimasi politik dan memperluas jaringan dukungan diplomatik dan ekonomi. Perdana Menteri Xanana Gusmao menekankan pentingnya integrasi ekonomi, meski para analis memperingatkan bahwa produktivitas rendah dan tata kelola yang masih terbatas dapat membatasi manfaat ekonomi.
ASEAN Secretary General Kao Kim Hourn menambahkan bahwa keanggotaan ini akan “memperkuat suara Timor Leste di forum internasional sekaligus mengamankan kepentingan strategisnya melalui jaringan dukungan diplomatik dan ekonomi yang sudah ada.”
Perubahan anggota dan pertemuan bilateral ini menyoroti peran strategis ASEAN di kancah global. Malaysia sebagai tuan rumah menekankan pentingnya solidaritas regional, sementara para pemimpin ASEAN melihat bagaimana blok ini dapat mendukung anggota baru seperti Timor Leste dalam memperkuat posisi politik dan ekonomi. Pertemuan bilateral seperti Indonesia-Brasil dan Cina-AS menunjukkan bagaimana dinamika global turut memengaruhi kebijakan perdagangan dan diplomasi regional. Dengan latar belakang ini, KTT ASEAN menjadi arena krusial bagi negara-negara anggota untuk menyeimbangkan kepentingan domestik, regional, dan global.
KTT ASEAN menjadi bukti bahwa kerjasama ekonomi dan diplomasi antara negara-negara berkenaan memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan bersama. Indonesia dan Brasil telah menunjukkan komitmen dalam memperkuat hubungan, sementara Cina dan Amerika Serikat terus berusaha mencari kesepakatan dalam negosiasi perdagangan. Timor Leste, sebagai anggota baru, mengharapkan manfaat politik dan ekonomi dari keanggotaan ASEAN. Dalam kondisi global yang dinamis, Asia Tenggara tetap menjadi pusat perhatian, baik dalam hal diplomasi multilateral maupun negosiasi bilateral.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.