Bamsoet Pastikan Target Prabowo Produksi Mobil Nasional Terwujud

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Bambang Soesatyo, Ketua Dewan Pembina Ikatan Motor Indonesia (IMI), menyampaikan dukungan penuh terhadap rencana Presiden Prabowo Subianto yang ingin mencaplok industri produksi mobil nasional dalam waktu tiga tahun ke depan. Menurutnya, upaya ini bukan sekadar kemajuan politik, melainkan langkah strategis dalam mengembangkan industri otomotif yang selama ini dikendalikan oleh pihak luar negeri.

“Inisiatif ini menjadi titik balik bagi industi otomotif lokal karena telah dimulai dengan pengembangan mobil Maung dan Garuda di PINDAD. Setelah berdekade-dekade menjadi pemasaran dan perakitan produk asing, saatnya Indonesia memiliki mobil nasional yang benar-benar diciptakan oleh teknologi dan tenaga kerja bangsa sendiri,” terang Bambang Soesatyo dalam keterangan tertulis, Kamis (23/10/2025).

Visi pembuatan mobil nasional sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kemandirian ekonomi melalui industri manufaktur. Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan penjualan kendaraan roda empat di dalam negeri pada 2024 mencapai 960 ribu unit, sementara eksportasi mencecah 520 ribu unit. Meskipun sudah menjadi produsen terbesar di Asia Tenggara, Indonesia masih belum memiliki mobil nasional.

Bambang Soesatyo menekankan bahwa pembangunan mobil nasional harus mempertimbangkan tren masa depan, terutama dalam aspek elektrifikasi dan digitalisasi. Indonesia memiliki kelebihan karena memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, salah satu bahan utama untuk baterai mobil listrik.

Selain itu, proyek ini juga membawa dampak positif pada perekonomian, termasuk penyerapan tenaga kerja baru. Kementerian Perindustrian menilai setiap pabrik otomotif besar dapat menyerap sekitar 10 ribu pekerja, termasuk lebih dari 50 ribu pekerja tidak langsung di bidang komponen, logistik, dan jasa.

“Ketika kita mengembangkan mobil listrik nasional yang didukung oleh sumber daya alam lokal, nilai tambahnya akan sangat besar. Hal ini merupakan kesempatan untuk beralih dari status konsumen menjadi produsen,” ujar Ketua DPR RI ke-20 tersebut.

Namun, Bambang Soesatyo mendorong agar proyek ini tidak hanya menjadi sekadar proyek simbolik tetapi harus berjalan secara massal dan diterima oleh masyarakat. Ia juga mengingatkan agar proyek ini tidak terjebak dalam romantisme masa lalu atau euforia politik. Menurutnya, mobil nasional harus ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) agar memiliki dukungan hukum, dukungan fiskal, dan pengawasan yang baik.

Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia telah berhasil mengembangkan industri otomotif nasional mereka melalui komitmen jangka panjang dan dukungan pemerintah. Jepang, misalnya, menghadirkan produk dari Toyota, Honda, dan Nissan setelah Perang Dunia II. Dalam waktu dua dekade, Jepang beralih menjadi produsen dan eksportir mobil terbesar di dunia. Sementara Korea Selatan berhasil memasarkan Hyundai dan KIA di pasar global.

China juga berhasil mendominasi pasar mobil listrik dengan merek seperti BYD, NIO, dan Geely. BYD bahkan telah menyalip Tesla sebagai produsen mobil listrik terbesar di dunia pada 2024.

“Kunci kesuksesan negara-negara tersebut terletak pada konsistensi dan strategi jangka panjang. Pemerintah mereka memberikan dukungan yang kuat bagi industri lokal,” tutup Bambang Soesatyo.

Tahun-tahun lalu, industri otomotif nasional telah mengalami pergeseran signifikan dengan munculnya mobil listrik sebagai tren utama. Keberhasilan negara-negara seperti China dalam mengembangkan merek mobil listrik seperti BYD menunjukkan bahwa dukungan pemerintah dan inovasi teknologi adalah kunci sukses. Indonesia, dengan potensi sumber daya alam yang luas dan pasar domestik yang besar, memiliki kesempatan yang baik untuk mengembangkan industri mobil listrik nasional. Dengan investasi yang tepat dan strategi jangka panjang, Indonesia dapat menjadi salah satu pemain utama di pasar global.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan