Remaja di Ciawi Tasikmalaya Diberdayakan Ilmu Pra Menikah untuk Membangun Rumah Tangga Sehat

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah Desa Kertamukti, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, bekerjasama dengan Kantor Urusan Agama (KUA) dan Puskesmas Ciawi untuk menyelenggarakan pelatihan khusus bagi calon pengantin. Kegiatan ini diadakan di Aula Desa Kertamukti pada Selasa, 21 Oktober 2025. Pada kesempatan ini, 24 remaja usia pra nikah hadir untuk mempersiapkan diri sebelum memasuki tahap pernikahan. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk membangun keluarga yang sehat dan berkualitas.

Kepala Desa Kertamukti, Suganda, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan upaya pemerintah desa untuk meningkatkan kesiapan generasi muda dalam mengejar kehidupan berumah tangga. Ia menekankan bahwa pernikahan bukan hanya tentang pesta pernikahan, melainkan juga tentang membangun hubungan yang harmonis, sehat, dan bahagia. Tantangan yang dihadapi dalam rumah tangga tidak hanya berhubungan dengan ekonomi, tetapi juga melibatkan kesabaran, kejujuran, dan komitmen yang kuat.

Suganda utamanya berharap agar para calon pengantin yang ikut pelatihan ini mampu mempersiapkan diri secara holistik, yakni secara mental, spiritual, dan sosial. “Kami harapkan mereka dapat mewujudkan keluarga yang penuh kasih sayang dan rahmat, seperti yang dianjurkan dalam agama,” ujarnya.

Sementara itu, Subagja, perwakilan dari Puskesmas Ciawi, memperkuat keberadaan pelatihan ini sebagai langkah pencegahan stunting sejak dini. Dia menjelaskan bahwa edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi menjadi bagian penting dalam upaya mencegah stunting pada bayi yang akan datang. Pemahaman tentang kehidupan sebelum dan sesudah menikah diharapkan dapat membantu pasangan memahami pentingnya kesehatan, terutama dalam mencegah stunting.

Kepala KUA Kecamatan Ciawi, H. Dadi, menambahkan bahwa pelatihan juga memberikan wawasan tentang regulasi perkawinan, tujuan pernikahan, serta cara mengatasi konflik dalam rumah tangga. “Kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan rumah tangga yang harmonis, langgeng, dan penuh kasih sayang,” katanya.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa pelatihan pra-nikah yang menyeluruh dapat mengurangi tingkat perceraian hingga 30%. Studi kasus di beberapa daerah yang menerapkan program serupa menunjukkan peningkatan kualitas kehidupan keluarga dan penurunan kasus stunting. Infografis dari Kementerian Kesehatan juga menunjukkan bahwa edukasi kesehatan reproduksi dan gizi menjadi salah satu faktor kunci dalam pencegahan stunting.

Dengan adanya pelatihan seperti ini, generasi muda diharapkan lebih siap menghadapi tantangan pernikahan dan mengemban tanggung jawab sebagai orang tua yang sehat. Kunci suksesnya terletak pada kesadaran dan persiapan yang matang, baik secara fisik maupun spiritual.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan