Peningkatan Angka Kemiskinan di Semarang Diharuskan Turun ke 2,9% Pada Tahun 2030

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah Kota Semarang terus berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan hingga tahun 2030. Saat ini, kota ini masih menghadapi tingkat kemiskinan sebesar 3,3%, namun ada harapan untuk menurunkan angka tersebut menjadi 2,9% dalam waktu dekat.

Agustina Wilujeng, wali kota Semarang, mengungkapkan bahwa upaya penanggulangan kemiskinan ini memerlukan kerja sama dari berbagai pihak. Pemerintah kota sendiri tidak bisa menyelesaikannya tanpa dukungan dari akademisi, sektor swasta, dan lainnya yang dapat membantu mengurangi angka kemiskinan.

Target penurunan kemiskinan menjadi 2,9% pada tahun 2030 masih ada, meskipun saat ini angka kemiskinan di kota ini masih pada niveau 3,3%. Salah satu strategi yang dilakukan adalah meningkatkan daya saing masyarakat, terutama pelaku UMKM.

“Kita harus membeli produk mereka agar bisa meningkatkan kemampuan ekonomi,” katanya.

Selanjutnya, kajian dari akademisi akan digunakan sebagai dasar kebijakan Pemkot. Semarang Utara menjadi salah satu wilayah dengan kemiskinan yang cukup tinggi, dan peran akademisi di sini sangat penting untuk mengidentifikasi penyebab kemiskinan, seperti stagnasi perekonomian.

Budi Prakosa, pelaksana tugas Sekretaris Daerah Kota Semarang, menambahkan bahwa daya dukungan wilayah yang rendah menjadi salah satu faktor utama kemiskinan. Wilayah seperti Semarang Utara dan Gayamsari sering mengalami genangan, yang dapat mempengaruhi kondisi sosial dan ekonomi.

“Kita telah melakukan 13 program intervensi, termasuk kependudukan, sanitasi, tempat tinggal, dan infrastruktur, untuk membantu warga keluar dari kemiskinan,” jelasnya.

Selain itu, potensi ekonomi di berbagai wilayah juga perlu dikembangkan. Misalnya, Semarang Utara memiliki sentra pengasapan ikan, sedangkan di Jomblang Candisari ada upaya pengelolaan sampah. Wilayah Bangetayu Genuk pun memiliki potensi jajanan pasar yang bisa dioptimalkan.

Dinas Kesehatan juga telah memetakan risiko 14 jenis penyakit di wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi, hingga tingkat RW, untuk memudahkan intervensi yang tepat sasaran. Dengan kolaborasi yang baik di berbagai sektor, diharapkan perekonomian bisa meningkat dan kemiskinan bisa dikurangi.

Kota Semarang memiliki rencana yang jelas untuk mengatasi kemiskinan, namun butuh kerja sama dari semua pihak untuk mencapai target yang ditetapkan. Dengan pendekatan holistik dan kolaboratif, kemiskinan bisa dikurangi secara signifikan dalam waktu dekat.

Kemiskinan tidak hanya masalah pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama. Dengan optimasi potensi lokal dan kerja sama antar sector, kota ini bisa lebih maju dan sejahtera.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan