Catatan Satu Tahun Jabatannya Prabowo

Presiden Prabowo dalam pidato terbukanya rapat kabinet paripurna menggambarkan pentingnya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menutupi ketertinggalan dengan negara maju. Dia mendorong adanya kerja sama antara pemerintah, dunia usaha, lembaga riset, universitas, dan masyarakat dalam mendukung kegiatan riset dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Pernyataan Prabowo juga mengutip Paul Romer, pemenang Hadiah Nobel Ekonomi 2018, tentang keterbelakangan negara-negara berkembang (emerging markets) yang ditandai oleh kesenjangan teknologi dan pengetahuan dengan negara maju. Romer mempopulerkan konsep pertumbuhan endogen yang menekankan peran R&D (riset dan pengembangan) sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Model pertumbuhan endogen berpendapat bahwa investasi pada SDM, inovasi, dan pengetahuan menjadi faktor utama pertumbuhan ekonomi. Contohnya, perusahaan yang berinvestasi pada R&D dan pengembangan SDM akan menghasilkan pengetahuan baru yang memiliki dampak positif berkelanjutan. Pengetahuan baru ini memiliki efek bola salju yang meningkatkan produktivitas secara agregat.

Negara maju tidak hanya menginvestasikan modal fisik, tetapi juga pada sektor pengetahuan. Pengetahuan yang dihasilkan memiliki efek tular (spillover) ke perusahaan lain, sehingga menguatkan perekonomian secara keseluruhan. Hal ini menjelaskan mengapa investasi pada R&D dan pengembangan SDM menjadi kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi.

Untuk meningkatkan status dari negara berpendapatan menengah ke negara maju, Indonesia perlu meningkatkan pengeluaran R&D minimal 2% dari PDB dalam lima tahun ke depan. Contoh negara maju seperti Jepang, Korea, Jerman, dan Amerika Serikat telah menginvestasikan lebih dari 2% PDB pada R&D. Sementara negara berpendapatan menengah seperti Vietnam, Afrika Selatan, India, dan Rusia masih berada di bawah 1%.

Selain itu, perlu dilakukan pembangunan sekolah unggulan di berbagai daerah untuk menghasilkan tenaga kerja profesional. Investasi pada SDM akan mendukung pertumbuhan kelas menengah dan menyerap teknologi canggih dari negara maju.

Pembangunan ekosistem inovasi nasional juga penting, dengan menjalin keterkaitan antara sektor pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan manufaktur nasional. Hal ini akan memastikan konvergensi dalam penguasaan teknologi industri. Sumber daya alam, seperti mineral kritis, juga dapat dijadikan modal untuk membangun industri manufaktur kompetitif di skala global.

Dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi 8% pada 2029, langkah-langkah tersebut akan menjadi fondasi untuk membangun perekonomian yang kuat dan berdaya saing. Dengan demikian, Indonesia dapat mewujudkan visi menjadi negara maju dengan mengoptimalkan potensi SDM, teknologi, dan sumber daya alamnya.

Investasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya menguntungkan sektor tertentu, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi seluruh perekonomian. Melalui kerjasama antara pemerintah, swasta, dan akademisi, Indonesia dapat mendorong inovasi dan mengurangi kesenjangan dengan negara maju. Dampak positif ini akan merangkul berbagai sektor, meningkatkan produktivitas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan fokus pada pengembangan SDM dan inovasi, Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai kemajuan yang lebih signifikan dalam dekade mendatang.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page