"Solusi Krisis Sampah Diusulkan dalam Kolaborasi MPR dan Pandawara"

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, bersama Menteri Lingkungan Hidup RI, Hanif Faisol, menggelar acara Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025. Salah satu poin utama dalam agenda ini adalah diskusi panel mengenai krisis sampah dan pemanfaatan teknologi waste to energy (WTE), yang akan berlangsung pada Kamis (23/10).

Eddy menjelaskan bahwa acara ini bertujuan untuk mengumpulkan berbagai pendapat terkait penanganan krisis sampah yang semakin kritis di Indonesia. Ia menyatakan bahwa dari total sampah yang dihasilkan setiap tahunnya, yaitu sekitar 56 juta ton, hanya 40% saja yang dapat dikelola dengan baik. Oleh karena itu, dalam sesi ICCF berikutnya, berbagai pihak akan melakukan diskusi tentang langkah-langkah yang harus diambil untuk mengatasi masalah ini.

Forum ini diharapkan menjadi tempat pertemuan bagi para aktivis penanggulangan sampah, pembuat kebijakan, hingga pejabat daerah untuk bersama-sama mencari solusi yang efektif dan memperkuat kerjasama. Eddy juga mengutip beberapa tokoh yang akan hadir, seperti gerakan Pandawara yang didukung oleh anak muda, Wali Kota Bogor Dedie Rachim yang saat ini menghadapi tantangan sampah, serta peran Danantara sebagai pelaku teknologi WTE.

Terkait harapan dari forum ini, Eddy berharap akan menghasilkan rekomendasi strategis dan kerangka kerja kolaborasi yang mendukung upaya pemerintah dalam mengimplementasikan teknologi WTE, seperti yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2025. Ia juga mengingatkan bahwa MPR RI akan terus berperan aktif dalam memastikan bahwa krisis sampah tidak berdampak negatif pada masyarakat dan kesehatan publik.

Eddy menambahkan bahwa teknologi WTE tidak hanya berguna untuk mengurangi volume sampah yang menumpuk, tetapi juga dapat menghasilkan energi bersih. Dengan demikian, sampah yang sebelumnya menjadi masalah lingkungan, kini bisa diubah menjadi sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.


Data terbaru menunjukkan bahwa teknologi WTE masih menghadapi tantangan dalam penerapannya, terutama dalam hal biaya operasional dan pemahaman masyarakat. Namun, studi kasus di beberapa negara seperti Jepang dan Swedia menunjukkan bahwa dengan manajemen yang baik, teknologi ini dapat memberikan dampak positif signifikan terhadap pengelolaan sampah dan ketersediaan energi.

Dalam menghadapi krisis sampah yang semakin parah, kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat adalah kunci untuk memastikan suksesnya implementasi teknologi WTE di Indonesia. Dengan mendukung inisiatif ini, kita tidak hanya bisa membersihkan lingkungan, tetapi juga meningkatkan kualitas kehidupan dan kesehatan masyarakat secara berkelanjutan.

Tetap berkomitmen untuk berpartisipasi dalam upaya penanganan sampah, karena setiap tindakan kecil dapat membawa perubahan besar bagi generasi masa depan. Mari berbuat secara bijak dan tanggap terhadap tantangan lingkungan yang kita hadapi.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan