Siswa di Cijulang Pangandaran Mencicipi Makanan MBG

Setelah terhenti selama dua hari pada 20 dan 21 Oktober 2025, program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, kini telah kembali beroperasi dengan lancar. Sekitar 3.692 siswa dari berbagai tingkat pendidikan, termasuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah (MA), dan Sekolah Dasar (SD), kini kembali menerima manfaat dari program ini.

Program yang diorganisir oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Cijulang bertujuan untuk memastikan bahwa siswa, terutama mereka yang berasal dari keluarga berpendapatan rendah, mendapatkan asupan pangan yang memadai. Hal ini penting untuk mendukung pertumbuhan fisik dan kognitif mereka.

Pada Rabu, 22 Oktober 2025, Kepala SPPG Kecamatan Cijulang, Ima Halimatun Nisa, menjelaskan bahwa penyaluran dana dari pemerintah pusat sempat menjadi masalah yang menghambat operasional dapur. Namun, setelah dana akhirnya tersalurkan pada 20 Oktober, kegiatan MBG segera dilaksanakan kembali.

”Dana dari pemerintah pusat sudah diterima pada Senin sore, tetapi penyaluran makanan bergizi untuk siswa baru dimulai hari ini,” kata Ima kepada Radartasik.id. Ia juga menyampaikan bahwa dapur yang dikelola kini kembali beroperasi dan siap melayani kebutuhan nutrisi siswa. ”Alhamdulillah, sekarang sudah didukung oleh dapur di Cijulang, dua daerah yang sebelumnya belum kami cakup,” tambahnya.

Dalam upaya memastikan keamanan pangan, Ima juga mengungkapkan bahwa pihaknya sedang mengurus Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Proses ini melibatkan pemeriksaan terhadap air minum, peralatan masak, dan pelatihan untuk penjamah makanan. ”Sekarang masih menunggu hasilnya pada akhir Oktober,” tutupnya.

Ima berharap agar di masa depan, penyaluran MBG tidak lagi terganggu oleh masalah anggaran atau operasi. Kini, program ini terus berjalan dengan tujuan utama memberikan manfaat maksimal bagi siswa di Cijulang.

Keberlanjutan program Makan Bergizi Gratis di Cijulang tidak hanya mengukur kemampuan pemerintah lokal dalam mengelola sumber daya, tetapi juga menunjukkan komitmennya untuk mendukung kesehatan dan pendidikan anak-anak. Keberhasilan ini memotivasi terus berjuang dalam meraih tujuan gizi yang optimal bagi generasi masa depan.

Studi kasus di daerah lain menunjukkan bahwa program serupa telah berhasil mengurangi prevalensi stunting dan meningkatkan kinerja akademik siswa. Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan peningkatan 15% dalam asupan zat gizi siswa setelah implementasi program MBG. Ini membuktikan bahwa investasi dalam kesehatan gizi anak-anak memiliki dampak jangka panjang baik untuk individu maupun masyarakat.

Infografis yang menampilkan perkembangan program MBG di berbagai daerah mengungkapkan bahwa pengawasan sanitas dan kualitas makanan menjadi elemen kunci sukses. Dapur dengan sertifikat SLHS menunjukkan tingkat keamanan pangan yang lebih tinggi, yang berdampak langsung pada kesehatan siswa.

Pandangan unik tentang program ini mengungkapkan bahwa kolaborasi antara pemerintah pusat dan lokal adalah kunci untuk menjamin kelanjutan dan efektivitas program pembangunan. Pembagian tanggung jawab yang jelas serta dukungan teknis dari berbagai pihak harus terus diperkuat.

Kunci utama dalam mengoptimalkan program MBG terletak pada ketersediaan dana yang tepat waktu, pengawasan mutu yang ketat, dan partisipasi aktif dari guru, ortu, dan masyarakat. Dengan demikian, Cijulang bukan hanya menjadi contoh sukses, tetapi juga inspirasi bagi daerah lain dalam merencanakan program gizi yang berkelanjutan.

Saat ini, Cijulang telah berdiri sebagai pelopor dalam penyelenggaraan program Makan Bergizi Gratis yang berkesinambungan. Keberhasilannya menjadi bukti bahwa dengan tekad dan kerja sama yang kuat, setiap anak berhak mendapatkan pengasuhan dan nutrisi yang memadai. Mari terus duo upaya untuk mengembangkan program serupa di daerah lain, agar generasi muda Indonesia tumbuh sehat dan cerdas.

Baca juga Berita lainnya di News Page