Realisasi Program Penanganan Rumah Tidak Layak Huni di Kota Tasikmalaya Menurun Akibat Pemangkasan TKD

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Dampak pemangkasan dana transfer dari pemerintah pusat sudah mulai dirasakan di berbagai bidang pelayanan di Kota Tasikmalaya. Sejumlah instansi pemerintah kini melakukan upaya penghematan, mulai dari membatasi keperluan perjalanan dinas hingga mengadopsi sistem administrasi berbasis digital.

Deni Diyana, Kepala Dinas Ketenagakerjaan, mengakui bahwa langkah efisiensi menjadi prioritas dalam menghadapi ketatnya dana pemerintah saat ini. Ia menjelaskan, biomaterial operasi yang bersifat operasional, seperti biaya perjalanan dinas dan konsumsi makanan, perlu dikurangi.

“Kita adaptasi dengan situasi keuangan saat ini. Fokus utama tetap dijalankan, meskipun beberapa kegiatan harus dibatasi,” katanya, Selasa (21/10/2025). Contohnya, selama peresmian program bedah rumah, ia hanya menyantap kacang tanah rebus.

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Perwaskim) juga menerapkan langkah serupa. Nanan Sulaksana, Kepala Dinas tersebut, menjelaskan bahwa beberapa item anggaran now sudah dioptimalkan. Di antaranya, menghindari konsumsi makanan dalam rapat, mengurangi pengeluaran ATK, dan menerapkan sistem administrasi tanpa kertas.

Namun, Nanan mengakui bahwa program strategis seperti Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) juga terpengaruh. Meskipun demikian, pihaknya tetap berkomitmen untuk memastikan masyarakat penerima program tidak terluka. Walaupun targetnya adalah 3 juta rumah layak, hanya 75 rumah saja yang berhasil diperbaiki dalam setahun.

Inisiatif penghematan ini sesuai dengan arahan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang meluncurkan gerakan “Menu Puasa”. Gubernur Dedi Mulyadi mendorong para pejabat untuk mengendali pengeluaran yang tidak penting. Dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kota Tasikmalaya, Jumat (17/10/2025), ia mengingatkan agar pengeluaran non-urgent dihindari.

“Makanan ringan dan konsumsi di kantor akan dihapus. Hanya minum yang diizinkan,” ujarnya. Melalui akun resmi Pemprov Jabar, Dedi menambahkan bahwa “puasa” ini bukan hanya tentang menahan lapar, tetapi juga mengurangi kebiasaan boros pada energi, kertas, dan sumber daya lainnya.

Mengetahui lebih banyak tentang upaya penghematan di Tasikmalaya dapat memberi inspirasi bagi daerah lainnya. Penerapan efisiensi dapat menjadi model baru dalam pengelolaan keuangan daerah. Optimisasi sumber daya tidak hanya tentang mengurangi pengeluaran, tetapi juga tentang menjaga kualitas pelayanan publik. Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa kreativitas dan disiplin finansial bisa dijalankan bersama untuk mengatasi krisis keuangan.

Ada banyak cara untuk mengoptimalkan anggaran tanpa mengorbankan pelayanan masyarakat. Dalam situasi sulit, kolaborasi antara instansi pemerintah dan masyarakatlah kunci untuk tetap berjalan dengan baik. Ketatnya keuangan bukan penghalang, melainkan peluang untuk membangun sistem yang lebih tangguh.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan