Sejumlah pejabat daerah tanggapi pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengenai dana yang mengendap di rekening bank hingga Rp 234 triliun akibat lambatnya penggunaan anggaran daerah pada kuartal III-2025. Menurut Purbaya, masalahnya bukan kekurangan dana, melainkan keterlambatan dalam pelaksanaan pembayaran.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, melalui Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda DKI Jakarta Suharini Eliawati, membantah bahwa dana yang tinggi di bank merupakan keinginan Pemda untuk mendapatkan bunga. Suharini menjelaskan bahwa peningkatan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) akan terjadi hingga November, namun akan turun drastis pada Desember karena meningkatnya pembayaran di dua bulan terakhir.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) juga merespons pernyataan Purbaya. Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kaltara, Denny Harianto, mengaku data yang disebutkan salah. Denny menjelaskan bahwa dengan Transfer Keuangan Daerah (TKD) hanya Rp 1,7 triliun dan PAD Rp 2,9 triliun, angka Rp 4,7 triliun yang disebutkan tidak masuk akal.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan bahwa dana Pemprov Jabar sebesar Rp 2,6 triliun, bukan Rp 4,1 triliun seperti yang disampaikan. Ia juga menyatakan bahwa dana tersebut bukan simpanan, melainkan uang kas yang tersedia di Bank Jabar.
Polemik ini terus berlanjut, dan detikFinance akan membahasnya lebih dalam dalam Editorial Review. Selain itu, detikSore juga akan meliput penemuan macan kumbang di Sumedang, Jawa Barat, yang telah menggetarkan warga setempat.
detikSore juga akan memberikan tips tentang manajemen keuangan dan strategi berinvestasi dalam kondisi ketidakpastian global. Ikuti terus laporan dan diskusi di detikSore untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut.
“Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!”
Beberapa studi terbaru menunjukkan bahwa efisiensi penggunaan anggaran daerah menjadi perhatian utama pemerintah pusat. Analisis dari Kementerian Keuangan menunjukan bahwa efisiensi belanja daerah terus meningkat, namun masih ada ruang untuk perbaikan. Dengan adanya teknologi dan sistem pengawasan yang lebih baik, diharapkan penggunaan dana daerah akan lebih optimal.
Studi kasus dari beberapa provinsi yang berhasil mengoptimalkan anggaran mereka menunjukkan bahwa pelatihan dan kesadaran pegawai negeri sipil sangat berpengaruh. Program-program seperti ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain yang masih mengalami kendala dalam pelaksanaan anggaran.
Ketika berbicara tentang manajemen keuangan pribadi, penting untuk belajar dari kesalahan pemerintah daerah. Disiplin dalam pengelolaan dana dan rencana jangka pendek serta panjang adalah kunci sukses.
Jangan biarkan dana berakhir tidak terpakai seperti halnya dana daerah yang mengendap. Gunakan setiap kesempatan untuk membangun masa depan yang lebih baik dengan investasi yang bijak dan tanggung jawab.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.