Kerusakan Kereta Api Menyulitkan Perjalanan Penumpang KRL Tanah Abang-Rangkasbitung

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

KRL Tanah Abang-Rangkasbitung, yang juga dikenal sebagai jalur Green Line, kembali mengalami masalah operasional. Kali ini, masalahnya terjadi karena kereta anjlok di Stasiun Rangkasbitung. PT KAI Commuter Indonesia (KCI) sudah memposting informasi terkait di akun X mereka, Rabu (22/10/2025). Mereka meminta penumpang untuk tetap waspada dan patuh pada instruksi petugas, serta meminta maaf atas gangguan yang terjadi.

Untuk mengatasi situasi ini, KCI telah melakukan rekayasa pada pola operasional kereta. Kereta 1654 yang berangkat dari Tanah Abang akan berhenti di Stasiun Citeras, kemudian melanjutkan perjalanan sebagai kereta 1689 menuju Tanah Abang. Selain itu, layanan KRL Tanah Abang-Rangkasbitung PP saat ini berjalan bergantian di jalur 4 Stasiun Rangkasbitung.

Kendala ini bukanlah kejadian pertama dalam dua hari terakhir, karena jalur Green Line sudah mengalami beberapa gangguan sebelumnya. Hal ini tentu saja menyebabkan keterlambatan dalam jadwal perjalanan KRL.

Kendala operasional KRL sering terjadi di berbagai jalur di Indonesia, termasuk jalur Tanah Abang-Rangkasbitung. Menurut data dari Kementerian Perhubungan, sekitar 30% gangguan KRL disebabkan oleh kerusakan teknis atau anjloknya kereta. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pemeliharaan rutin dan pengawasan yang ketat agar layanan KRL dapat berjalan lancar.

Studi kasus yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Transportasi memberikan wawasan tentang dampak gangguan KRL terhadap penumpang. Data menunjukkan bahwa setiap gangguan dalam waktu lebih dari 30 menit dapat menyebabkan penumpang kehilangan waktu dan pengalaman perjalanan yang buruk. Ini mengindikasikan bahwa perbaikan cepat dan komunikasi yang efisien sangat penting untuk meminimalkan dampak negatif.

Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan kualitas layanan KRL. Pertama, investasi dalam teknologi canggih untuk deteksi kerusakan dan pengawasan real-time dapat membantu dalam mendeteksi masalah sebelum terjadi. Kedua, pelatihan rutin bagi petugas untuk meningkatkan tanggap cepat dalam situasi darurat. Terakhir, pengembangan infrastruktur yang lebih baik, seperti perbaikan rel dan stasiun, bisa mengurangi frekuensi gangguan.

Setiap gangguan dalam operasional KRL adalah pelajaran berharga untuk semua pihak terkait. KAI Commuter Indonesia perlu terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanannya. Dengan upaya yang terarah dan kolaborasi dengan pemerintah serta masyarakat, layanan KRL bisa menjadi lebih andal dan nyaman bagi penumpang.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan