Forum Pemimpin Keuangan Indonesia Membangun Percepatan Ekonomi Digital.

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Standard Chartered Indonesia menggelar Indonesia Treasury Leadership Forum perdana di Jakarta, bertujuan untuk mendorong kolaborasi antar sektor. Acara ini mengangkat tema ‘Blueprint untuk Treasury Masa Depan’, yang difokuskan pada strategi digitalisasi dan inovasi keuangan perusahaan guna mendukung kemajuan ekonomi digital Indonesia.

Acara ini menjadi platform bagi pembuat kebijakan, pelaku industri, fintech, dan corporate treasurer untuk membahas cara mempercepat digitalisasi dan inovasi dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Sebagai bagian dari seri global Treasury Leadership Forum Standard Chartered, event ini bertujuan untuk mendorong terobosan dan praktik terbaik dalam manajemen keuangan korporasi.

Hadirin yang hadir di antaranya Direktur Jenderal Ekosistem Digital Kementerian Komunikasi dan Informasi Edwin Hidayat Abdullah, eksekutif senior Standard Chartered, perwakilan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), serta pemimpin korporasi dan fintech.

Dalam sambutannya, Edwin Hidayat Abdullah menekankan pentingnya memperkuat infrastruktur digital sebagai dasar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Indonesia telah mengalami transformasi digital yang luar biasa. Lebih dari 224 juta penduduk kini terhubung dengan internet,” ujarnya dalam wawancara dengan CNN Indonesia, Rabu (22/10/2025). Ia juga menyampaikan bahwa ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai US$150 miliar pada 2030, atau sekitar 10% dari PDB.

Menurutnya, digitalisasi perlu dipercepat untuk memperkuat daya saing Indonesia di tengah perubahan global. “Tugas kita adalah mengadaptasi pembelajaran dari negara lain agar menjadi kekuatan bagi Indonesia. BI-FAST harus menjadi landasan kecerdasan treasury berbasis AI, QRIS lintas batas sebagai jembatan pembayaran real-time pertama di ASEAN, serta inovasi keuangan yang inklusif dan berciri khas Indonesia,” katanya.

CEO Standard Chartered Indonesia, Donny Donosepoetro OBE, menegaskan peran strategis fungsi treasury dalam memperkuat ketahanan dan pertumbuhan bisnis. Ia menjelaskan bahwa banyak perusahaan saat ini berusaha mengintegrasikan data, mengotomatisasi pengelolaan kas dan likuiditas, serta mempercepat pengambilan keputusan.

“Di Standard Chartered, kami membantu perusahaan menghubungkan semua elemen tersebut dengan menggabungkan wawasan lokal, platform digital, dan jaringan global kami untuk menjadikan treasury sebagai faktor kompetitif,” ujar Donny. Ia juga mengatakan bahwa penyelenggaraan forum ini adalah langkah nyata Standard Chartered dalam mendorong kolaborasi lintas sektor.

“Melalui Treasury Leadership Forum, kami ingin membawa diskusi ini ke Indonesia dengan berbagi ide dan praktik terbaik, serta menunjukkan bagaimana fungsi treasury dapat diperkuat dan terhubung dengan berbagai peluang di jaringan internasional kami di tengah ekonomi yang semakin digital dan terhubung,” tandasnya.

Forum ini menyajikan dua sesi panel utama. Pertama, bertema ‘Building Trust, Speed and Scale in Indonesia’s Digital Payment Era’, yang membahas peran BI-FAST, QRIS, dan interoperabilitas sistem pembayaran dalam meningkatkan inklusi dan efisiensi keuangan. Sesi kedua, bertema ‘Digital Treasury in Action: Embedding Innovation in Day-to-Day Operations’, membahas studi kasus korporasi, inovasi fintech, dan pandangan konsultan tentang penerapan digitalisasi treasury dalam operasional sehari-hari.

Para pembicara yang hadir, antara lain Dodi Soewandi (ASPI), Mikiko Steven (Xendit Indonesia), Michael Spiegel (Standard Chartered Global Head of Transaction Banking), Joan Aman (Solusi Bangun Indonesia), Al Baaqi Khadafi (KPMG Indonesia), dan Amod Dixit (Zensung).

Acara ini menjadi bukti komitmen panjang Standard Chartered dalam memperkuat ekosistem keuangan di Indonesia. Bank tersebut terus mendorong inovasi, ketahanan bisnis, dan penerapan praktik manajemen treasury yang modern dan efisien, sesuai dengan pertumbuhan ekonomi digital nasional.

Sementara itu, penelitian terbaru menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan digitalisasi treasury dengan efektif dapat mengurangi biaya operasional hingga 30%, meningkatkan akurasi laporan keuangan, dan mempercepat waktu pengambilan keputusan. Selain itu, integrasi teknologi seperti AI dan blockchain di sektor treasury juga mulai menunjukkan dampak positif, seperti peningkatan transparansi dan keamanan transaksi.

Studi kasus dari perusahaan teknologi Indonesia menunjukkan bahwa adopsi QRIS sebagai sistem pembayaran telah meningkatkan efisiensi transaksi sebesar 40% dan mendorong inklusi keuangan bagi masyarakat. Selain itu, implementasi BI-FAST juga memungkinkan perusahaan untuk melakukan transaksi real-time, meminimalkan risiko likuiditas, dan meningkatkan daya saing di pasar global.

Dalam era digitalisasi yang semakin cepat, strategi treasury yang canggih tidak hanya menjadi kebutuhan, tetapi juga menjadi keunggulan kompetitif. Perusahaan yang berhasil mengintegrasikan teknologi dan data dalam manajemen keuangan akan memiliki keunggulan dalam mengejar pertumbuhan bersih dan ketahanan bisnis. Masih banyak peluang yang bisa dioptimalkan, dan kolaborasi antar sektor akan menjadi kunci sukses dalam mengembangkan ekosistem keuangan yang lebih inclusif dan canggih.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan