Indonesia memerlukan dukungan investasi sebesar Rp 10,3 triliun untuk mendukung pembangunan infrastruktur hingga tahun 2029. Pemerintah tengah melakukan berbagai upaya untuk memastikan kejelasan agar para investor merasa nyaman menanamkan modal di negeri ini.
Muhammad Rachmat Kaimuddin, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kemenko IPK, mengungkapkan bahwa banyak investor internasional dan dalam negeri tertarik untuk berinvestasi. Namun, hal yang menjadi kendala adalah kejelasan informasi dan kepastian yang diinginkan oleh investor.
“Dari berbagai diskusi yang kami gelar, terlihat bahwa minat investor untuk menanamkan modal ada. Yang dibutuhkan adalah kejelasan dalam data dan informasi agar mereka dapat mengukur risiko dan manfaat yang akan mereka peroleh,” kata Rachmat saat acara peresmian Kantor IPFO di Kemenko IPK, Jakarta, Selasa (21/10/2025).
Menurut Rachmat, investor butuh detail yang jelas untuk membangun kepercayaan. Informasi yang transparan akan membantu mereka dalam mengambil keputusan investasi yang matang.
Dalam rangka meningkatkan kejelasan, Menko IPK Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendorong pembentukan Infrastructure Project Facilitation Office (IPFO). IPFO berfungsi sebagai pusat koordinasi yang membantu investor, pihak proyek, dan pemerintah daerah untuk memahami prosedur, menyelaraskan prioritas, dan mempercepat pelaksanaan proyek.
“Investor harus mendapatkan lebih dari sekadar janji. Mereka berhak mendapatkan kejelasan, kepastian, dan kepercayaan,” tegas AHY.
Data dari Kementerian PPN/Bappenas menunjukkan bahwa kebutuhan investasi Indonesia untuk periode 2025-2029 mencapai Rp 10,3 triliun atau sekitar US$ 643,8 miliar. Hingga saat ini, pemerintah dan BUMN mengelola sebagian besar dana ini, sedangkan kontribusi sektor swasta masih sekitar 28%.
AHY melihat kesenjangan ini sebagai peluang besar untuk meningkatkan kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta. IPFO berperan penting dalam mengatasi kesenjangan ini dengan memudahkan proses investasi.
Inisiatif ini juga sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mengganti paradigma pembangunan dari model birokratis menjadi kolaboratif. AHY memaparkan bahwa IPFO akan menjadi jembatan antara pemerintah dan investor, serta antara kebijakan nasional dan pelaksanaan di tingkat daerah.
IPFO juga akan menyediakan alur proyek yang lebih jelas serta standar dokumentasi untuk para investor. Selain itu, platform ini akan memberikan wawasan awal tentang potensi kendala yang mungkin timbul dalam persiapan dan pelaksanaan proyek.
Para investor dapat menghubungi IPFO untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap.
Investasi infrastruktur adalah kunci pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya IPFO, Indonesia memiliki kesempatan untuk merealisasikan visi pembangunan yang lebih cepat dan terarah. Mari kita dukung inisiatif ini dengan berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.