Brigadir Renita: Perjalanan Inovatif dari Database ke Gelar Polwan Unggulan PBB

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Brigadir Renita menginspirasi banyak orang dengan keyakinannya bahwa setiap individu, di mana pun berada, bisa memberikan dampak positif. Keyakinan ini mendorongnya untuk berubah dari pekerjaan di belakang meja hingga memperoleh penghargaan sebagai Polwan Terbaik PBB tahun 2023.

Renita membagikan pengalamannya menerima penghargaan dari PBB saat berbincang dengan Thecuy.com pada hari Kamis. Namanya diajukan oleh Divisi Hubungan Internasional Polri dalam program Hoegeng Corner 2025. Pada waktu itu, Renita bertugas sebagai Petugas Basis Database Kriminal di Misi Stabilisasi Terintegrasi Multidimensi PBB di Republik Afrika Tengah (MINUSCA). Setelah dua tahun bertugas di sana pada periode 2023-2024, Renita kini kembali ke Indonesia dan menjabat sebagai Bhayangkara Adm Pelaksana Lanjutan Taud Divhubinter Polri.

Selama tugasnya di Afrika Tengah, Renita mengelola dua proyek utama. Yang pertama adalah migrasi database untuk UN Police, yang sebelumnya masih manual. “Saya integrasikan database tersebut ke platform yang sudah ada di UN, yaitu Unite Aware. Platform ini terhubung ke New York dan dapat terhubung dengan misi-misi lain,” jelasnya.

Dengan pengembangan database tersebut, proses pengolahan data menjadi lebih cepat dan akurat. “Dengan menggunakan platform ini, data dapat ditampilkan secara real-time, sehingga pekerjaan kita lebih efektif,” tambahkan Renita.

Proyek kedua yang dikerjakan oleh Renita adalah pembangunan database untuk Kepolisian Afrika Tengah atau FSI. Sebelumnya, polisi di sana masih menggunakan catatan manual dengan buku dan pulpen. Renita dan timnya kemudian mengembangkan sebuah database kriminal yang lebih canggih dan melatih polisi lokal untuk menggunakan sistem tersebut. “Ide untuk membuat database ini berasal dari kepala section saya. Karena saya adalah kepala unit database kriminal, maka saya dan tim mengeksekusi ide tersebut,” kata Renita.

Renita juga bercerita tentang pengalaman sehari-hari di Afrika Tengah. Dia melihat banyak pelaku kriminal yang masih bebas berkeliaran tanpa ditangkap polisi. Hal ini terjadi karena polisi lokal tidak memiliki database yang memadai. “Kita tahu bahwa seseorang itu kriminal, namun ternyata dia masih bebas dan bahkan bisa ikut pelatihan. Ini terjadi karena polisi tidak memiliki database yang lengkap,” jelasnya.

Kinerja Renita dalam mengembangkan inovasi database di Afrika Tengah mendapat apresiasi dari PBB, yang memberikan penghargaan sebagai Polwan Terbaik PBB 2023. “Saya sangat bersyukur menerima penghargaan ini, bukan hanya untuk saya, tetapi juga untuk tim yang telah bekerja sama dengan baik,” ujarnya. Renita juga merasa bangga karena berhasil mengharumkan nama Indonesia di tingkat internasional.

Saat memberikan pidato di Markas Besar PBB, Renita mengingatkan bahwa setiap orang bisa memberikan dampak, walaupun hanya bekerja di belakang meja. “Kita bisa melakukan banyak hal, di mana pun kita berada. Misalnya, saat di Afrika, pekerjaan saya hanya duduk di belakang meja, mengoperasikan komputer. Walaupun tidak langsung bertemu warga lokal, ternyata dari posisinya itu kita bisa memberikan dampak yang besar,” katanya.

Sekjen PBB António Guterres pernah memuji langsung prestasi Renita melalui akun X miliknya. “Selamat kepada Brigadir Satu Polisi Renita Rismayanti atas penobatannya sebagai UN Woman Police Officer of the Year Award,” tulis António Guterres pada Jumat, 17 November 2023. Dia juga mengucapkan terima kasih atas kepemimpinan Renita dalam memberdayakan perempuan dan mempromosikan kesetaraan gender.

Brigadir Renita Rismayanti memulai kariernya di Polri sebagai Petugas Informasi Publik pada tahun 2014. Dia juga pernah bekerja di bidang pelatihan, administrasi, dan logistik. Saat ini, Renita berusia 27 tahun dan merupakan personel Divisi Hubungan Internasional Polri. Dia juga dikenal sebagai Petugas Basis Database Kriminal di Misi Stabilisasi Terintegrasi Multidimensi PBB di Afrika Tengah.

Wakil Sekretaris Jenderal untuk Operasi Perdamaian Jean-Pierre Lacroix menyampaikan bahwa inovasi Renita dalam memanfaatkan data telah memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan keamanan bagi masyarakat yang rentan, termasuk perempuan dan anak perempuan. Dalam perannya, Renita membantu mengembangkan basis data kriminal yang memungkinkan polisi PBB untuk memetakan dan menganalisis hotspot kejahatan, sehingga memudahkan pasukan keamanan dalam merencanakan operasi mereka.

Kontingen Garuda Bhayangkara (Garbha) Satgas FPU 5 Minusca yang bertugas di Bangui, Afrika Tengah, dikirim oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada 19 September 2023. Kontingen terdiri dari 140 personel Polri, dengan rincian 116 Polki dan 24 Polwan. Polri telah mengirimkan total 3.184 personel ke misi PBB. Sebelum diberangkatkan, satgas ini melewati latihan Pra Penugasan selama 7 bulan di Pusat Misi Internasional Polri (Serpong) dan dibekali dengan berbagai kemampuan berstandar PBB, seperti penanganan huru-hara, search & rescue, investigasi, intelijen, negosiasi, kontrateroris, perlindungan VIP, penembak jitu, komunikasi elektronik, mekanik, hingga medical combat. Kapolri berharap misi ini dapat berjalan dengan optimal dan berkontribusi pada perdamaian di daerah penugasan.

Dari kisah Renita, kita bisa memahami bahwa inovasi dan kerja keras tidak terbatas oleh posisi atau lokasi. Setiap orang memiliki potensi untuk membuat perubahan positif, bahkan dari belakang meja. Dengan dedikasi dan kerja sama yang baik, kita bisa mencapai prestasi yang luar biasa dan membawa manfaat bagi banyak orang.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan