Warga Papua dan Sumsel Rasakan Penerangan Listrik Pertama Kali

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kampung Iraiweri di Distrik Anggi, Pegunungan Arfak, Papua Barat, kini mengalami perubahan yang signifikan. Warga yang dulu hanya bergantung pada sinar bulan dan lampu minyak berasap, sekarang menyaksikan rumah-rumah mereka terang dengan listrik yang dihasilkan dari air melalui PLTMH Anggi.

Elias Inyomusi, seorang warga setempat, mengungkapkan betapa pentingnya listrik untuk aktivitas sehari-hari. “Setiap rumah harus memiliki listrik, agar anak-anak bisa belajar dengan baik dan orang tua dapat memasak dengan cahaya yang stabil,” ujarnya, Selasa (21/10/2025).

Elias mengingat masa sulit dulu ketika warga harus membuat api dengan minyak tanah untuk belajar. Sekarang, anak-anak tidak lagi tergantung pada cahaya semangat, melainkan lampu pijar yang terus menyala. Bagi warga, listrik ini bukan hanya cahaya, tetapi simbol perubahan yang signifikan.

Piti Inyomusi menambahkan, “Dengan penerangan seperti ini, anak-anak bisa berprestasi, bersaing dengan daerah lain. Terima kasih, karena kami tetap sebagai bagian dari NKRI.” Pembangunan PLTMH Anggi merupakan bagian dari upaya strategis Kementerian ESDM untuk memperluas akses listrik dari energi baru terbarukan. Kabupaten Pegunungan Arfak menjadi area pertama di Indonesia yang seluruh listriknya berasal dari sumber daya terbarukan.

Di Desa Bandar Jaya, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, cerita serupa juga terjadi. Ruslam (52) menyambut kebahagiaan karena rumahnya kini terang tanpa suara genting genset. “Dulu saya menggunakan genset, enam jam dengan satu liter bensin, sehingga jam sepuluh malam sudah gelap lagi,” katanya.

Ruslam juga mengungkapkan bahwa anak-anaknya dulu belajar dengan lampu redup, sementara istrinya harus berhenti menjahit karena bahan bakar habis. Sekarang, listrik telah mengubah semuanya. “Anak-anak bisa belajar hingga malam, istri bisa menjahit tanpa terburu-buru, dan saya bisa istirahat dengan tenang,” tambahnya.

Momen yang paling berkesan terjadi ketika Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyalakan langsung meter listrik di rumah Ruslam. Seketika, lampu menyala terang dan warga merayakan perubahan ini dengan gembira. “Bagi kami, ini bukan hanya tentang penerangan, tetapi awal kehidupan yang baru,” ujar Ruslam.

Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) dan Listrik Desa (Lisdes) merupakan kunci perubahan di kedua daerah ini. Melalui program ini, pemerintah berkomitmen untuk menyediakan listrik bagi semua warga Indonesia. Bahlil menegaskan, “Program Lisdes adalah wujud nyata arahan Presiden Prabowo Subianto agar seluruh desa di Indonesia memiliki listrik paling lambat tahun 2029-2030.”

Saat ini, masih ada sekitar 5.700 desa dan 4.400 dusun yang belum memiliki akses listrik. Lisdes 2025 menargetkan 1.285 lokasi baru dengan pembangunan 4.770 kilometer jaringan tegangan menengah, 3.265 kilometer jaringan tegangan rendah, dan gardu dengan kapasitas 94.040 kVA. Untuk daerah yang sulit dijangkau, solusi diberikan melalui PLTS komunal dan individual dengan baterai. BPBL menyasar 215.000 rumah tangga miskin di 36 provinsi untuk mendapatkan listrik gratis, lengkap dengan instalasi rumah tangga dan token perdana sebesar Rp100.000.

Listrik kini bukan hanya tanda kemajuan, tetapi juga simbol kehadiran negara. Dari deru air di Pegunungan Arfak hingga senyum warga di Musi Banyuasin, cahaya yang sama menyala: cahaya harapan, cahaya keadilan. Bahlil menanyai, “Masa Indonesia sudah merdeka 80 tahun tapi masih ada desa yang gelap?” Ia mengenang masa kecilnya tanpa listrik dan kini, dengan terang lampu sederhana, impian itu mulai terwujud.

Untuk masa depan, Indonesia harus terus berjuang untuk menghapus kelaparan listrik dan memastikan setiap warganya merasa terasa kehadiran negara. Setiap cahaya yang menyalakan rumah adalah langkah menuju kesetaraan dan perkembangan yang lebih adil. Mari kita terus berusaha bersama menjadikan Indonesia lebih terang dan maju.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan