Survival rate kanker payudara di Indonesia masih rendah dibandingkan negara maju, menurut Kemenkes

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Kanker payudara tetap menjadi jenis kanker paling banyak di Indonesia. Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menyebutkan bahwa setiap 100 ribu penduduk, terdapat 42 kasus kanker payudara. Kanker serviks menduduki peringkat kedua dengan 23 kasus per 100 ribu penduduk.

Pada tahun 2022, tercatat 66 ribu kasus baru kanker payudara di Indonesia. Proyeksi menunjukkan angka ini akan naik menjadi 87 ribu pada tahun 2040 tanpa intervensi yang efektif. Kematian akibat penyakit ini juga diperkirakan akan bertambah dari 22 ribu tahun ini menjadi 32 ribu tahun 2040.

Kemenkes mengungkapkan bahwa sekitar 60 persen pasien kanker di Indonesia menutup usia akibat penyakit ini, padahal kanker payudara seharusnya dapat diatasi dengan deteksi dini. Dengan penanganan awal, kanker jenis ini memiliki survival rate yang tinggi dibandingkan dengan jenis kanker lainnya.

Nadia membandingkan situasi di negara maju dengan Indonesia. Di negara maju, survival rate pasien kanker payudara mencapai 90 persen karena kasusnya deteksi pada stadium awal. Namun di Indonesia, angka ini hanya 40-50 persen. Hanya 10,8 persen dari 41 juta wanita Indonesia yang melakukan pemeriksaan skrining pada tahun 2024, angka yang dianggap sangat rendah.

Untuk membendung kasus kanker payudara, Kemenkes akan memperkuat promosi pemeriksaan dini. Program ini sudah dimulai sejak sekolah melalui UKS, di mana siswa diajarkan Sadari (pemeriksaan payudara sendiri). Anak sekolah diajarkan untuk mengenal tanda-tanda awal kanker payudara, notamment sejak mereka pertama kali mengalami menstruasi.

Nadia menjelaskan bahwa siswa dapat langsung ke puskesmas jika menemukan benjolan atau gejala lain. Pemeriksaan sadanis (pemeriksaan payudara klinis) tersedia di puskesmas dan dilengkapi dengan fasilitas USG. Seluruh pemeriksaan dapat dilakukan secara gratis.

Data riset terbaru menunjukkan bahwa pendidikan dini tentang kesehatan payudara sangat berdampak pada peningkatan kesadaran masyarakat. Studi kasus di beberapa negara menunjukkan bahwa program promosi yang konsisten dapat meningkatkan survival rate kanker payudara hingga 15% dalam waktu lima tahun.

Analisis unik dan simplifikasi menilik kanker payudara, deteksi dini adalah kunci utama dalam penanganan penyakit ini. Dengan pencegahan yang tepat, Indonesia dapat mendekati angka survival rate negara maju. Infografis yang menarik dapat membantu mempercepat penyebaran informasi tentang pentingnya pemeriksaan reguler.

Kanker payudara tetap menjadi tantangan besar bagi Indonesia, tetapi solusinya ada dalam tangan kita. Deteksi dini dan kesadaran masyarakat adalah langkah awal yang efektif. Buktikan bahwa every small step can make a big difference dalam menjaga kesehatan payudara.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan