Serangkaian Fakta Menarik tentang Rampok 1.300 Berlian di Museum Louvre

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Museum Louvre, lokasi seni terbesar dan paling ramai di Paris, mengalami insiden pencurian yang mengejutkan. Dalam waktu singkat, para pencuri berhasil mengantisipasi mahkota era Napoleon. Menurut Thecuy.com, Senin (20/10/2025), kejadian ini terjadi pada Minggu sebelumya, ketika pelaku tiba di sekitar pukul 09.30 hingga 09.40 waktu setempat. Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati, mengonfirmasi insiden tersebut dan menegaskan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

“Perampokan ini terjadi pada pagi hari ketika museum telah dibuka,” tulis Dati di platform media sosial X, seperti yang dilansir AFP.

Berikut beberapa fakta penting terkait pencurian di Museum Louvre.

Pencurian terjadi dalam waktu sangat singkat, hanya empat menit. Pelaku berhasil menyusup dan mengambil barang-barang berharga dalam waktu terbilang singkat. “Kami tiba beberapa menit setelah kami menerima laporan perampokan. Sungguh, aksi ini berlangsung hanya empat menit—sangat cepat. Kami harus mengakui bahwa mereka sangat profesional,” ujar Dati kepada Al Jazeera, Senin (20/10). Komplotan yang terdiri dari empat orang berhasil mencuri delapan buah perhiasan antik bersejarah. Ahli forensik segera tiba untuk mengumpulkan bukti, sementara pihak berwenang memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian.

Total delapan perhiasan mewah hilang dalam pencurian singkat tersebut. Para pencuri berhasil menyusup ke Galeri Apollo melalui jendela tidak lama setelah pembukaan museum. Mereka menggunakan lift khusus untuk pengangkutan furnitur untuk mengakses gedung. Dalam waktu empat menit, mereka berhasil mengambil sembilan perhiasan peninggalan era Napoleon yang tersimpan di Galeri Apollo. Barang-barang tersebut termasuk perhiasan milik Permaisuri Marie-Louise, istri Kaisar Prancis Napoleon I, dan perhiasan milik Permaisuri Eugenie, istri Napoleon III. Diantara barang-barang yang dicuri antara lain tiara, kalung, anting-anting, dan bros.

Barang kesembilan, Mahkota Permaisuri Eugenie, istri Napoleon III, ditemukan di luar dinding museum. Barang tersebut terjatuh saat para pencuri melarikan diri. Mahkota ini berisi 1.354 berlian dan 56 zamrud.

Galeri Apollo juga menyimpan berbagai permata berharga, termasuk tiga berlian bersejarah: Regent, Sancy, dan Hortensia, serta koleksi bejana batu keras milik raja-raja Prancis.

Empat terduga pelaku saat ini masih diburu oleh otoritas Prancis. Sebanyak 60 penyidik terlibat dalam penyelesaian kasus ini. “Pihak berwenang Prancis sedang memburu empat pencuri yang melakukan pencurian berani di Museum Louvre pada hari Minggu, di mana mereka berhasil mengambil delapan perhiasan bersejarah,” kata Jaksa Agung Paris, Laure Beccau, seperti dilansir AFP. Pelaku menggunakan topeng saat melakukan aksi dan kabur menggunakan skuter. Mereka mengancam penjaga museum dengan gerinda sudut yang digunakan untuk memotong bilik pajang kaca yang berisi barang-barang berharga.

Komplotan tersebut menggunakan truk yang menarik tangga elektrik yang dapat diperpanjang, biasanya digunakan untuk mengangkat furnitur ke dalam gedung. Alarm museum berbunyi saat perampokan terjadi, namun pihak berwenang masih menyelidiki apakah penjaga mendengar alarm tersebut. Jaksa menduga tim perampok bekerja atas perintah sebuah organisasi kriminal. “Geng kriminal terorganisasi dapat memiliki dua tujuan: memenuhi perintah yang diberikan kepada mereka atau mendapatkan permata untuk tujuan pencucian uang,” ujarnya. Rompi kuning yang digunakan oleh salah satu pelaku telah ditemukan.

Menteri Kehakiman Prancis, Gerald Darmanin, mengakui adanya kelemahan keamanan dalam melindungi Museum Louvre, yang memungkinkan para pencuri untuk mengambalikan sejumlah perhiasan pada siang hari di jantung Paris. “Tentu saja, kita telah gagal, karena orang-orang dapat memarkir alat pengangkut furnitur di tengah kota Paris, lalu mengangkat beberapa orang dalam beberapa menit untuk mengambil perhiasan tak ternilai harganya dan memberikan citra buruk bagi Prancis,” kata Darmanin kepada Radio France Inter, seperti dilansir AFP, Senin (20/10). Klip singkat aksi pencurian itu, yang tampaknya terekam melalui ponsel seorang pengunjung museum, ditayangkan oleh salah satu saluran berita Prancis. Para pencuri yang memakai penutup wajah itu mencuri sembilan perhiasan dari abad ke-19, namun salah satunya—mahkota Permaisuri Eugenie—terjatuh dan rusak saat mereka melarikan diri.

Menteri Dalam Negeri Laurent Nunez menyebut pencurian itu berlangsung singkat dan diduga dilakukan oleh tim berpengalaman, kemungkinan “orang asing”. Tindakan staf museum memaksa para pencuri kabur dan meninggalkan beberapa peralatan yang digunakan dalam aksi pencurian itu. Akibatnya, Museum Louvre masih ditutup untuk umum pada Senin (20/10). “Museum tidak buka hari ini,” kata seorang pejabat museum yang tidak disebutkan namanya kepada AFP. Papan pemberitahuan di Museum Louvre memberitahu para pengunjung bahwa museum tetap tutup karena “situasi luar biasa” dan semua pengunjung yang telah membeli tiket untuk hari itu akan mendapatkan refund.

Pencurian di Museum Louvre menunjukkan betapa pentingnya peningkatan keamanan di tempat-tempat bersejarah. Kejadian ini juga mengingatkan kita bahwa seniman dan barang-barang antik memiliki nilai yang tak ternilai, sehingga perlindungan yang lebih ketat diperlukan. Meskipun nekat dan profesional, para pencuri akhirnya tersandung sendiri, menunjukkan bahwa kejahatan tidak akan selamanya berhasil. Kasus ini juga menimbulkan pertanyaan tentang siapa sebenarnya di balik aksi ini dan apakah ada motif lebih dalam selain keuntungan finansial.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan