Pria Mabuk di Jakarta Timur Bakar Istri dengan Tega: Saya Pusing

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Dalam kasus yang mengejutkan, Polres Metro Jakarta Timur telah menyidik seorang pria bernama Yance, juga dikenal sebagai AA, yang diyakini telah melakukan aksi keji dengan membakar istrinya, CAU (24 tahun), di wilayah Cakung. Pelaku mengaku tidak memiliki alasan jelas dalam perbuatannya saat diinterogasi oleh Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Alfian Nurrizal, yang kemudian memposting cuplikan wawancara tersebut di media sosial.

Dalam pertanyaan yang diajukan oleh Alfian, “Mengapa kamu membakar istrimu?” pelaku hanya merespon dengan kesusahan, “Saya bingung, Pak, saya pusing, Pak.” Kejadian ini mengungkapkan kekacauan mental yang dialami pelaku.

Selain peristiwa tersebut, Alfian juga memeriksa pelaku terkait insiden perusakan gerobak penjual bubur di Otista Jaktim pada tahun 2024. Dalam video, pelaku terlihat membawa senjata tajam. Alfian menanyakan alasan membawa parang, tetapi pelaku menanggapi dengan mengaku tidak ingat karena dalam kondisi mabuk. “Nggak, Pak,” jawabnya singkat. “Nggak sadar? Mabuk juga? Minum apa lagi?” tanya Alfian. “Iya (mabuk). (Minum) anggur, Pak,” jawab pelaku.

Kejadian membakar istrinya terjadi di Jalan Otista Raya, Bidara Cina, Jatinegara, pada Senin (14 Oktober) siang. Korban, CAU, saat ini sedang dirujuk ke RSCM akibat luka bakar di wajahnya. Alfian menjelaskan bahwa korban tidak memiliki kartu pelayanan kesehatan, namun pihak kepolisian telah membantu mengurus semua kebutuhan medisnya.

Kasus ini mengingatkan pada insiden serupa yang terjadi di Tangerang, di mana rekaman CCTV suami membakar istrinya menjadi perbincangan hangat. Kejadian kekerasan rumah tangga seperti ini memerlukan perhatian serius dari masyarakat dan pihak berwajib, karena dampaknya tidak hanya merusak jiwa, tetapi juga kehidupan korban secara fisik dan mental.

Ketika menghadapi situasi konflik dalam rumah tangga, penting untuk mencari solusi damai dan mencari bantuan dari pihak yang berwenang atau lembaga dukungan. Kejadian seperti ini harus menjadi pelajaran bagi semua untuk lebih menghargai kehidupan dan kesejahteraan satu sama lain.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan