Orang Tua dari MI Terpadu Cintaraja Tasikmalaya Menolak Distribusi MBG Akibat Keracunan di SDN Margamulya

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Orang tua siswa di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Terpadu Cintaraja, Desa Cintaraja, Kecamatan Singaparna, menyampaikan penolakan terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG). Keputusan ini diambil setelah insiden keracunan yang terjadi di SDN Margamulya, Singaparna, yang juga menerima sumber makanan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang sama.

Euis Dewi Wijayanti, salah satu orang tua siswa, mengaku menghargai tujuan program MBG, tetapi insiden keracunan di Kabupaten Tasikmalaya, termasuk di sekolah tempat anaknya bersekolah, telah menimbulkan kebimbangan yang besar. Dia mengungkapkan keinginan agar program ini ditinjau ulang dari segi SOP, pengawasan, dan proses distribusi agar lebih aman.

KH Cep Usman Ali SPdI, seorang orang tua siswa lainnya, juga menyampaikan kekhawatiran serupa. Menurutnya, masalah seperti nasi basi, sayuran mentah, dan susu kadaluarsa yang ditemukan sebelumnya menjadi alasan utama penolakan. Hal ini memicu ketidakpercayaan terhadap keamanan makanan yang disediakan.

H Tahyudin SAg, Ketua Yayasan MI Terpadu Cintaraja, menjelaskan bahwa penolakan ini merupakan aspirasi resmi dari orang tua siswa, yang disampaikan melalui grup WhatsApp. Ia menambahkan bahwa sekolah telah mengirim surat keberatan dan pesan resmi kepada SPPG Cikunir. Jika program MBG tetap dipaksakan, pihak sekolah hanya akan menerima menu kering seperti roti, susu, dan buah.

Insiden keracunan di beberapa daerah, termasuk di SDN Margamulya, telah membuat orang tua siswa lebih hati-hati dalam menerima program pemberian makanan bergizi. Keputusan mereka untuk menolak MBG secara keseluruhan atau meminta perubahan dalam bentuk menu menjadi langkah yang dilakukan untuk menjaga keselamatan anak-anak mereka.

Penting bagi pihak berwenang untuk meninjau kembali implementasi program MBG. Makanan yang disediakan harus memenuhi standar keamanan dan kualitas untuk menjamin kesehatan siswa. Kerja sama antara sekolah, pemerintah, dan masyarakat adalah kunci dalam mengatasi masalah ini dan memastikan program MBG dapat berjalan dengan lancar tanpa mengorbankan keselamatan peserta.

Setiap langkah yang diambil harus diarahkan untuk meredakan kekhawatiran orang tua dan memastikan bahwa siswa-siswi mendapatkan panganan yang sehat dan layak. Program mbg memang penting, tetapi keamanan dan kualitas harus menjadi prioritas utama.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan