Mikroplastik dalam Air Hujan Berbahaya, BRIN Imbau untuk Tidak Dikonsumsi

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Penelitian yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan keberadaan partikel mikroplastik berbahaya dalam air hujan di ibu kota. Pengelompokan ini menyarankan agar masyarakat tidak langsung memanfaatkan air hujan tanpa proses filtrasi yang memadai.

“Apakah air hujan bisa dikonsumsi dengan aman? Jika dari segi mikroplastik, pengolahan air hujan sebelum diminum perlu ditingkatkan dengan metode filtrasi berlapis dan koagulasi untuk memastikan partikel mikro dapat tersaring,” ujar peneliti BRIN Muhammad Reza Cordova kepada media, Selasa (21/10/2025).

Reza menjelaskan bahwa secara umum, air hujan tidak sehat untuk diminum langsung. Selain mengandung mikroplastik, air hujan juga berisi berbagai jenis polutan dan mikroba patogen yang merugikan.

“Untuk air hujan, lebih baik jangan diminum langsung. Karena secara alami air hujan ini mengumpulkan berbagai kotoran yang mengambang di udara, tidak hanya mikroplastik, tetapi juga polutan lain dan patogen berbahaya,” katanya.

Untuk alternatif lebih aman, Reza menyarankan agar air hujan difilter terlebih dahulu dan dimasak sampai mendidih sebelum dikonsumsi. Menurutnya, mengonsumsi air hujan yang tercemar langsung dapat menyebabkan iritasi dan peradangan.

“Jika air hujan yang tercampur polutan diminum langsung, bisa menyebabkan iritasi dan peradangan. Jadi, lebih baik lakukan filtrasi dan pemanasan terlebih dahulu,” tanya.

Tidak hanya itu, BRIN juga mengungkap bahwa air hujan di Jakarta mengandung mikroplastik berbahaya akibat aktivitas manusia di perkotaan. Temuan ini menjadi peringatan bahwa polusi plastik juga bisa mencemari udara. Penelitian yang dilakukan sejak 2022 menunjukkan keberadaan mikroplastik dalam setiap sampel air hujan di Jakarta. Partikel mikroskopis tersebut terbentuk dari degradasi limbah plastik yang tersuspensi di udara akibat aktivitas manusia.

“Mikroplastik ini berasal dari serat sintetis pakaian, debu kendaraan dan ban, sisa pembakaran sampah plastik, serta degradasi plastik di ruang terbuka,” kata Reza dalam pernyataan resmi BRIN, Sabtu (18/10).

Sumber mikroplastik yang telah ditemukan menunjukkan betapa pentingnya pengelolaan limbah plastik secara efektif. Meskipun air hujan dapat menjadi sumber air alternatif, tanpa pengolahan yang tepat, potensinya menjadi bahaya bagi kesehatan. Solusi praktis seperti filtrasi dan pemanasan bisa menjadi langkah awal untuk mengurangi risiko.

Jika kita memahami dampak mikroplastik, dapat dipahami betapa pentingnya tindakan individu dan kolektif untuk mengurangi polusi. Dari penggunaan pakaian sintetis hingga manajemen limbah, setiap langkah kecil bisa berdampak besar. Mari menjadi bagian dari perubahan dengan mengurangi penggunaan plastik dan mendukung inovasi dalam pengolahan air. Hanya dengan langkah-langkah ini, kita bisa menjaga kesehatan dan lingkungan untuk masa depan yang lebih bersih.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan