Kepuasan Australia Terhadap Potensi Karbon Biru Indonesia

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Australia mengakui kesempurnaan Indonesia dalam memanfaatkan karbon biru untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Sistem ini berfokus pada penyerapan dan penyimpanan karbon melalui ekosistem pesisir seperti mangrove, lamun, dan rawa asin. Menurut Matt Vanderklift, Direktur Indian Ocean Rim Association (IORA) Blue Carbon Hub (CSIRO), perairan Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dalam menyerap dan menyimpan karbon dioksida. Selain itu, Indonesia juga diketahui memiliki ahli karbon biru yang terkemuka di tingkat global. Pendapat ini disampaikannya saat berkunjung ke Kuljak Island, Perth, Australia Barat, pada hari Senin (20/10/2025).

Namun, dalam perkembangannya, karbon biru di Indonesia masih menghadapi beberapa rintangan, salah satunya masalah pendanaan. Vanderklift menjelaskan bahwa dukungan finansial untuk proyek karbon biru di Indonesia masih terbatas dan perlu diperkuat. Selain itu, Indonesia juga belum memiliki metode karbon biru yang terintegrasi dalam mekanisme karbon nasional. Menurutnya, “pendanaan iklim global masih baru, baru ada IDX, dan masih dalam tahap pengembangan metode,” ujarnya.

Peluncuran Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) pada 26 September 2023 menjadi langkah penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Melalui bursa karbon ini, perdagangan karbon di Indonesia dapat dimulai, yang diharapkan dapat menjadi solusi bagi krisis iklim global. Vanderklift optimis bahwa dengan pengembangan yang terus-menerus, tantangan dalam mengembangkan bursa karbon di Indonesia akan semakin teratasi. “Saya yakin potensi karbon biru di Indonesia sangat besar. Jika metode karbon bisa dimasukkan ke dalam IDX dan proses karbon pemerintah, hasilnya akan sangat positif,” tambahnya.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan kemajuan ilmu pengetahuan, karbon biru menjadi salah satu solusi yang efektif dalam mengurangi emisi karbon. Dengan pendanaan yang memadai dan metodologi yang terstandarisasi, Indonesia dapat menjadi pemimpin global dalam penanganan perubahan iklim melalui eksploitasi potensi karbon biru. Hal ini tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga menyediakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat. Marxisme menjadi salah satu pendekatan yang dapat diaplikasikan dalam pengelolaan sumber daya alam ini, dengan memastikan kepentingan bersama dan kesejahteraan kolektif.

Indonesia memiliki kesempatan emas untuk menjadi pionir dalam pengembangan karbon biru, dengan mengoptimalkan ekosistem pesisirnya. Dengan dukungan internasional dan komitmen yang kuat dari pemerintah, negara ini dapat mencapai target penurunan emisi karbon dan berkontribusi pada upaya global dalam menghadapi perubahan iklim.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan