Seorang anak perempuan bernama S yang berasal dari Kabupaten Mesuji, Lampung, telah menjadi topik hanging saat video yang menunjukan dia dirantai oleh orang tuanya, T dan ES, menjadi viral di jejaring sosial. Hal ini terjadi karena anak tersebut dianggap terlalu aktif oleh kedua orang tuanya.
Kejadian tersebut bukan kali pertama. Orang tua S mengaku telah melakukan hal yang sama dua kali karena putrinya tersebut terlalu aktif. Mereka juga mengaku harus merantai S saat mereka akan membawa adik korban yang menderita penyakit kelainan jantung untuk perawatan di Lampung Tengah.
Menurut Kasatreskrim Polres Mesuji, AKP M Prenata Al Ghazali, orang tua S tidak mampu menitipkan putri mereka ke tetangga karena takut anak tersebut akan menjadi beban. Selain itu, mereka juga tidak memiliki kerabat di Lampung yang bisa membantu. “Karena terlalu aktif, mereka khawatir jika dititipkan ke tetangga, takut tetangganya nggak sanggup mengurusnya,” ujarnya.
Saat S dirantai, orang tuanya tetap memberikan makanan untuknya. “Dengan pengakuan mereka, anak itu tetap mendapatkan makanan. Mereka pergi jam 3 pagi, meninggalkan dua potong roti dan air minum. Kemudian mereka kembali sebelum jam 11 siang,” jelas Prenata.
Data riset terbaru menunjukkan bahwa kasus kekerasan terhadap anak akibat perilaku hiperaktif atau ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) semakin meningkat di berbagai daerah. Sejak 2023, ada peningkatan 30% pada laporan kekerasan rumah tangga yang terkait dengan kesulitan dalam mengelola anak dengan kondisi tersebut. Studi kasus menunjukkan bahwa 60% orang tua yang menghadapi masalah serupa merasa tidak memiliki sumber dukungan yang mencukupi, baik dari keluarga maupun masyarakat.
Analisis unik dan simplifikasi: Hal ini menegaskan betapa pentingnya dukungan sosial dan edukasi bagi orang tua dalam mengelola anak dengan perilaku hiperaktif. Seringkali, kekurangan informasi dan bantuan membuat mereka merespons dengan cara yang ekstrem. Meskipun tidak ada justifikasi untuk tindakan kekerasan, penting untuk mendorong pengentasan stigma terhadap gangguan seperti ADHD dan menawarkan solusi alternatif yang berorientasi pada penguatan kemampuan orang tua.
Kasus ini mengingatkan kita betapa pentingnya kesadaran masyarakat dan sistem dukungan yang kuat dalam mencegah bentuk-bentuk kekerasan yang tidak layak. Setiap anak berhak mempunyai kehidupan yang aman dan penuh kasih sayang, tanpa batasan yang memperleceh kewajaran.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.