5 Kegiatan Sehari-hari yang Tanpa Sengaja Menghambat Peningkatan Otak Menurut Ahli Saraf

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Beberapa kebiasaan sehari-hari yang mungkin tidak disadari bisa merusak kesehatan otak. Otak bekerja terus-menerus, baik saat memecahkan masalah, menikmati lagu, atau bersenang-senang. Namun, kebiasaan buruk dapat mengurangi kemampuan kognitif, merusak konsentrasi, dan meningkatkan risiko kerusakan mental.

Ahli saraf Jamey Maniscalco, Ph.D, mengungkapkan beberapa kebiasaan yang merugikan otak. Salah satunya adalah kurang tidur. Tidur bukan hanya untuk istirahat, tetapi proses aktif di mana otak melakukan pembersihan, pengolahan emosi, dan penyimpanan memori. Kurang tidur secara berkesinambungan bisa meningkatkan risiko Alzheimer karena gangguan dalam membersihkan protein beta-amiloid yang berbahaya. Studi selama lebih dari 25 tahun pada 8.000 orang menunjukkan bahwa mereka yang tidur kurang dari enam jam malam-malam memiliki risiko demensia yang lebih tinggi dibanding yang tidur tujuh jam.

Alkohol juga merugikan otak. Konsumsi alkohol secara teratur terkait dengan penurunan volume otak, kerusakan materi abu-abu dan putih, serta gangguan komunikasi di dalam otak. Bahkan satu gelas alkohol sehari sudah bisa menimbulkan efek negatif. Alkohol bekerja sebagai depresan saraf pusat dan neurotoksin, yang menurunkan aktivitas otak, merusak neuron, dan bahkan membunuh sel otak.

Otak memerlukan nutrisi yang baik untuk berfungsi optimal. Sebagai organ metabolik yang aktif, otak memanfaatkan lebih dari 20 persen energi harian, meskipun hanya 2 persen dari berat tubuh. Makanan sehat seperti buah, sayur, biji-bijian, kacang-kacangan, dan ikan membantu mengoptimalkan fungsi otak, meningkatkan volume otak, dan melindungi dari penurunan kognitif. Sebaliknya, makanan ultra olahan bisa mempercepat kerusakan kognitif.

Otak membutuhkan tantangan dan pengalaman baru untuk tetap sehat. Melakukan hal yang sama berulang-ulang tanpa stimulasi baru bisa menjebak otak dalam mode autopilot, merusak perhatian, memori, dan kreativitas. Aktifitas seperti belajar keterampilan baru atau mengunjungi tempat baru membantu membentuk dan memperkuat koneksi saraf. Studi menunjukkan bahwa kurangnya stimulasi mental pada orang tua bisa menyebabkan penurunan kognitif.

Media sosial, meskipun terlihat tidak berbahaya, dapat mengubah cara kerja otak. Platform seperti Instagram dan TikTok dirancang untuk memicu sistem dopamin, yang terkait dengan motivasi dan kecanduan. Pemanfaatan berlebihan media sosial bisa mengurangi materi abu-abu di otak, memengaruhi pengambilan keputusan dan kontrol diri, serta merugikan kesejahteraan emosional.

Merawat otak dengan menghindari kebiasaan buruk dan mengadopsi gaya hidup sehat bisa menjaga kognitif tetap optimal. Pikirkan otak sebagai mesin yang perlu perawatan rutin agar tetap berfungsi dengan baik. Jaga tidur, hindari alkohol, pilih makanan sehat, ajak otak untuk belajar sesuatu baru, dan batasi penggunaan media sosial. Dengan langkah-langkah ini, otak akan terus berkembang dan menjaga kesehatan jarang berakhir.

Baca Berita dan Info Kesehatan lainnya di Seputar Kesehatan Page

Tinggalkan Balasan