Sampah plastik di Karimunjawa diproses menjadi bahan bakar alternatif untuk menggantikan solar

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Pemerintah telah memulai pengoperasian teknologi pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar di Pusat Daur Ulang Karimunjawa, Jepara. Teknologi Fast Pyrolysis, yang dikenal sebagai Faspol, diperkenalkan melalui program CSR PGN Share pada hari Jumat lalu. Daerah ini, dengan populasi sekitar 10.000 jiwa dan penerimaan wisatawan mencapai 82.000 orang tahun 2024, menghasilkan sekitar 1,5-2 ton sampah setiap hari. Di antara sampah tersebut, 46% merupakan sampah anorganik seperti plastik.

Sridana Paminto, Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan, Kemasyarakatan, dan Sumber Daya Manusia, menyatakan bahwa hadirnya mesin Faspol merupakan langkah strategis dalam pengelolaan sampah di kawasan wisata ini. “Presensi mesin ini diharapkan dapat mengurangi volume sampah, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, serta menghasilkan produk bernilai ekonomi yang dapat dimanfaatkan masyarakat,” ujarnya.

Fajriyah Usman, Corporate Secretary PGN, menjelaskan bahwa mesin Faspol dengan kapasitas 50 kg per siklus adalah hasil kerjasama riset antara BRIN dan Bank Sampah Banjarnegara. Produk hasil olahan plastik, yang disebut petasol, telah diuji pada mesin Dongfeng yang milik PDU Karimunjawa, excavator di TPA, dan perahu nelayan. Petasol diklaim dapat menggantikan fungsi solar. “Kami berharap teknologi Faspol tidak hanya menyelesaikan masalah penumpukan sampah plastik, tetapi juga menyediakan solusi energi alternatif, terutama saat musim baratan ketika pengiriman BBM sering menghadapi kendala cuaca,” tambah Fajriyah.

Fajriyah juga menegaskan bahwa teknologi ini sejalan dengan upaya pengembangan pariwisata berkelanjutan di Karimunjawa. “Melalui Faspol, kami ingin memastikan bahwa pertumbuhan pariwisata di sini tetap harmonis dengan keberlanjutan lingkungan. Ini tidak hanya tentang energi, namun juga bagian dari ekosistem pariwisata hijau yang melibatkan partisipasi langsung masyarakat,” kata dia.

Tinjauan terbaru menunjukkan bahwa teknologi ini memiliki potensi besar untuk mengurangi polusi plastik di daerah wisata. Studi kasus di beberapa pulau menunjukkan penurunan sampah plastik hingga 60% setelah penerapan teknologi serupa. Selain itu, memberikan alternatif energi yang ramah lingkungan tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga mendukung ekonomi lokal melalui produksi petasol.

Penerapan teknologi pengolahan sampah menjadi bahan bakar di Karimunjawa buka pintu bagi peluang lebih besar dalam pengelolaan sampah di kawasan lain. Ini menunjukkan bahwa inovasi teknologi dan partisipasi masyarakat dapat menjadi kunci dalam membangun masa depan yang lebih hijau. Mari dukung dan ekspansikan ini agar lingkungan kita tetap terjaga dan masyarakat dapat menikmati manfaatnya.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan