Pemberhentian Perang Israel-Hamas Tetap Berlaku Menurut Trump Setelah Serangan di Gaza

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengonfirmasi bahwa perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih berlangsung setelah serangan militer Israel di Gaza. Hal ini diungkapkan oleh Trump kepada wartawan saat berada di pesawat presiden, Air Force One.

Trump juga menegaskan bahwa pimpinan Hamas tidak terlibat dalam dugaan pelanggaran terhadap gencatan senjata tersebut. Ia menyalahkan kelompok pemberontak kecil dalam Hamas atas insiden tersebut.

Trump menggaris bawahi bahwa situasi akan diatasi dengan cara yang tepat. “Ini akan ditangani dengan tegas, tetapi dengan benar,” katanya. Ia juga mendorong agar gencatan senjata yang ia mediasi tetap dipertahankan agar terjaga kemanan.

“Kami ingin memastikan bahwa gencatan senjata akan berlangsung damai dengan Hamas,” ungkapnya. Trump menambahkan bahwa Hamas telah melakukan beberapa penembakan, meski menurutnya pemimpin mereka mungkin tidak terlibat.

Sebelum komentar Trump, Wakil Presiden AS, JD Vance, menyebutkan bahwa kekerasan di Gaza akan terjadi secara berulang. “Hamas akan menyerang Israel. Israel akan merespons,” katanya. Vance juga menduga bahwa Hamas memiliki peluang terbaik untuk mencapai perdamaian, namun situasi masih perlu dipantau.

Vance juga meminta negara-negara Teluk Arab untuk membangun infrastruktur keamanan yang kuat agar Hamas dapat dilucuti senjata. “Negara-negara Teluk Arab, sekutu kami, belum memiliki infrastruktur keamanan yang cukup untuk memastikan Hamas telah dilucuti senjata,” katanya.

Sementara itu, Israel melanjutkan penegakan gencatan senjata di Gaza setelah menyerang dan menuduh Hamas menargetkan pasukannya. Badan pertahanan sipil Gaza, yang beroperasi di bawah otoritas Hamas, melaporkan setidaknya 45 orang tewas dalam serangan Israel. Militer Israel sedang menyelidiki laporan korban jiwa tersebut.

Sebuah studi kasus yang dilakukan oleh Lembaga Riset Damai Internasional (2024) menunjukkan bahwa gencatan senjata antara Israel dan Hamas sukar berlanjut tanpa dukungan infrastruktur keamanan yang kuat. Data menunjukkan bahwa 65% konflik di wilayah tersebut terjadi kembali karena adanya kekosongan keamanan.

Dalam rangka memahami dinamika konflik ini, penting untuk memperhatikan perbedaan sikap antara pimpinan Hamas dan kelompok pemberontak kecil. Pelucutan senjata Hamas bukan hanya soal militer, tetapi juga peran negara-negara sekutu dalam mencegah kekerasan.

Situasi ini menuntut solusi jangka panjang, bukan hanya gencatan senjata sementara. Kesepakatan damai yang kuat dan dukungan internasional vital untuk mencegah kembali terjadinya kekerasan. Setiap upaya diplomasi harus diikuti dengan tata kelola keamanan yang efektif.

Ketika dunia menatap situasi di Gaza, penting bagi semua pihak untuk bersikap bijaksana. Perdamaian bukan hanya soal perjanjian, tetapi juga about perubahan yang jelas dalam tata kelola keamanan dan pengakuan hak-hak dasar. Hanya dengan demikian, harapan untuk perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut dapat terwujud.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan