Industri Baja di Indonesia vs China

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Industri baja di Indonesia masih jauh ketinggalan dengan China, seperti yang ditegaskan oleh Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), Muhammad Akbar Djohan. Menurutnya, produksi baja domestik hanya mencapai kurang dari 18 juta ton tiap tahun. Sedangkan, China mampu memenuhi 60% kebutuhan baja global dengan produksi rata-rata sebesar 1,3 miliar ton per tahun. Saat ini, permintaan baja di seluruh dunia mencapai angka 1,7 miliar ton per tahun.

Dalam sebuah acara oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Jakarta, Akbar Djohan menjelaskan bahwa perbandingan antara industri baja nasional dan China tidaklah seimbang. Hal ini dipicuki oleh kapasitas pabrik baja di negara ini yang tidak lebih dari 60%. “Situasi ini sangat tidak sehat, dan kenyataannya kita harus menghadapinya,” ujarnya.

Baja dikenal sebagai industri penggerak utama karena peran yang penting dalam mendukung berbagai sektor, terutama infrastruktur dan konstruksi. Akbar Djohan berkomitmen untuk melakukan transformasi di industri ini. Ia menegaskan bahwa peluang investasi di bidang baja masih sangat besar. Menurut data dari Oxford Institute, setiap dolar yang dialokasikan di rantai pasok baja dapat menghasilkan dampak sebesar 2,5 dolar. Di industri terkait, dampak tersebut bahkan mencapai sekitar 13 dolar.

Selain itu, setiap pekerja yang terlibat dalam industri baja dapat memicu 6,5 peluang pekerjaan lainnya di rantai pasok dan 35 peluang di industri terkait. Hal ini memperkuat alasan mengapa baja selalu disebut sebagai industri utama. “Ini yang membuat kita harus terus mendorong perkembangan industri baja,” tutupnya.

Industri baja di Indonesia memiliki potensi yang luas, baik dari sisi investasi maupun dampak ekonomi yang besar. Dengan transformasi yang tepat, sektor ini dapat menjadi salah satu pilar utama pembangunan nasional. Peluang investasi yang masih terbuka dan dampak multiplikatifnya pada lapangan kerja menjadikan industri ini sebagai sektor yang sangat strategis. Dengan demikian, dukungan dan inovasi terus diperlukan agar industri baja Indonesia dapat bersaing di level global.

Bagaimana tidak, dengan potensi investasi yang menggiurkan dan dampak positif yang luas, industri baja bisa menjadi salah satu kunci kemajuan ekonomi Indonesia. Mari kita dukung dan kembangkan industri ini agar bisa menjadi penggerak utama pembangunan yang berkelanjutan.

Baca Berita dan Informasi Finance lainnya di Finance Page

Tinggalkan Balasan