Ancaman Gencatan Senjata di Gaza, Israel Melancarkan Serangan ke Rafah

Jurnalis Berita

By Jurnalis Berita

Di Jakarta saat ini, kondisi gencatan senjata di Gaza terancam putus karena serangan militer Israel yang dilakukan di wilayah Rafah. Menurut laporan Reuters, pekan ini (19/10/2025), pasukan Israel telah melancarkan serangan udara dan artileri di Rafah, menghancurkan fasilitas di bawah tanah dan bangunan militer. Aksi ini diambil setelah Israel mencurigai Hamas telah melanggar perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati sebelumnya.

Saksi yang berada di kawasan tersebut mengabarkan terdengar ledakan dan tembakan berucu-ucuan di Rafah. Petugas medis dari Rumah Sakit Al-Aqsa melaporkan adanya serbuan tembakan tank di kota Abassan, selatan Khan Younis, serangan udara di Zawayda, dan ledakan di Deir Al-Balah, yang telah menewaskan setidaknya lima orang dalam insiden tersebut.

Di Khan Younis, warga melaporkan mendengar gelombang serangan udara yang terus menerus menuju Rafah pada sore hari. Data resmi dari Kementerian Kesehatan Gaza mencatat, dalam waktu 24 jam terakhir, serangan Israel telah menewaskan minimal delapan orang.

Sebelum peristiwa ini, pihak militer Israel menyatakan Hamas telah melakukan beberapa serangan terhadap pasukan mereka di Gaza, termasuk serangan granat berpeluncur roket dan serangan jitu dari penembak tersembunyi. “Kedua insiden terjadi dalam wilayah yang telah diduduki oleh Israel… ini merupakan pelanggaran gencatan senjata yang jelas,” ujar seorang pejabat militer.

Menteri Pertahanan Israel, Katz, menyatakan bahwa garis pemberian batas penarikan pasukan Israel akan diberi tanda fisik, dan setiap pelanggaran terhadap gencatan senjata atau upaya untuk melintasinya akan langsung dibalas dengan tembakan.

Mengenai hal ini, Hamas menegaskan bahwa mereka tetap mematuhi kesepakatan gencatan senjata. Mereka menyebut, mereka tidak memiliki informasi terkait insiden atau pertempuran di Rafah, tempat serangan udara Israel dilaporkan terjadi. “Kami tidak mengetahui adanya insiden atau bentrokan di Rafah, karena wilayah tersebut berada di bawah zona merah di bawah kendali pendudukan. Hubungan dengan anggota kami di sana telah terputus sejak perang kembali meletus pada bulan Maret tahun ini,” kata Brigade Qassam dalam pernyataan resmi.

Kedua belah pihak terus saling menyalahkan, membuat situasi di Gaza semakin genting dan sulit untuk diprediksi. Saat ini, upaya diplomasi internasional diperlukan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan menjaga keberlangsungan gencatan senjata yang telah susah dipaksakan. Setiap hari tanpa solusi damai yang jelas hanya akan memperdalam penderitaan warga sipil yang terjebak di tengah konflik.

Dalam kondisi yang sulit ini, penting bagi dunia internasional untuk mengingatkan kedua belah pihak untuk menghormati keberadaan hidayah dan menarik diri dari confrontasi yang tidak peduli dengan nyawa manusia.

Baca juga Berita lainnya di News Page

Tinggalkan Balasan