Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) akan mengadakan Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 di Gedung DPR MPR RI pada tanggal 21 sampai 23 Oktober mendatang. Acara ini merupakan langkah lanjut dari kerjasama MPR dengan Emil Salim Institute, dengan tujuan menjadi platform bagi berbagai pihak, mulai dari aktivis lingkungan hingga pejabat pemerintah, untuk merumuskan strategi guna menanggulangi krisis iklim yang semakin parah.
Eddy Soeparno, Wakil Ketua MPR dan salah satu inisiator ICCF, mengungkapkan bahwa salah satu poin pembahasan dalam forum ini adalah proposal pembentukan lembaga khusus atau bahkan kementerian yang berfokus pada pemecahan masalah krisis iklim. Tema yang akan dibahas meliputi ketahanan energi, pangan, dan air di era perubahan iklim. Hal ini menunjukkan seriusnya MPR dalam menghadapi tantangan lingkungan.
Eddy menambahkan bahwa fenomena cuaca aneh yang terjadi selama hampir setahun terakhir merupakan bukti nyata terhadap ancaman krisis iklim. “Beberapa daerah mengalami hujan lebat dan banjir saat musim kemarau, sementara saat musim hujan tiba, ada yang alih-alih hujan malah merasakan panas ekstrem,” katanya. Situasi ini menunjukkan betapa seriusnya dampak perubahan iklim.
Dampak krisis iklim juga dirasakan oleh berbagai kalangan, terutama masyarakat berpenghasilan rendah seperti petani dan nelayan. “Petani kini kesulitan menentukan waktu tanam dan panen, sehingga hasil beras menjadi berkurang baik dalam jumlah maupun kualitas,” ujar Eddy. “Nelayan juga mengalami penurunan tangkapan ikan dan terus terancam banjir rob di pesisir.”
Selain masalah cuaca, krisis iklim juga memengaruhi sektor sosial, kesehatan, dan ekonomi. “Ini tidak hanya tentang cuaca yang semakin panas atau iklim yang tidak stabil, tetapi juga dapat mengancam pendapatan, kesehatan, dan kestabilan sosial,” jelasnya.
Untuk menanggapi situasi ini, Eddy mendorong pemerintah untuk menerapkan manajemen krisis yang efektif, dengan menyertakan ancaman iklim sebagai prioritas kebijakan nasional. Ia juga menekankan pentingnya adanya lembaga khusus yang dapat mengelola dampak krisis iklim serta mengatur ekonomi karbon dari pengurangan gas rumah kaca, baik dari sektor alam maupun industri.
Diharapkan, hasil dari ICCF 2025 akan menghasilkan kebijakan yang dapat menjadi solusi dalam mengurangi dampak negatif perubahan iklim. “Dari forum ini, kami akan menyampaikan berbagai rekomendasi kepada pemerintah dan pihak terkait untuk mencegah per Gasparan krisis iklim ini,” tambahnya.
Krisis iklim bukan hanya tantangan lingkungan, tetapi juga ujian untuk kemampuan kita dalam berkolaborasi. Waktu telah tiba untuk beraksi secara kolektif, because our planet’s future depends on the choices we make today.
Baca juga Berita lainnya di News Page

Saya adalah jurnalis di thecuy.com yang fokus menghadirkan berita terkini, analisis mendalam, dan informasi terpercaya seputar perkembangan dunia finansial, bisnis, teknologi, dan isu-isu terkini yang relevan bagi pembaca Indonesia.
Sebagai jurnalis, saya berkomitmen untuk:
Menyajikan berita yang akurasi dan faktanya terverifikasi.
Menulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun tetap menjaga integritas jurnalistik.
Menghadirkan laporan mendalam yang memberi perspektif baru bagi pembaca.
Di thecuy.com, saya tidak hanya melaporkan berita, tetapi juga berupaya menganalisis tren agar pembaca dapat memahami konteks di balik setiap peristiwa.
📌 Bidang Liputan Utama:
Berita Terbaru & ekonomi, keuangan.
Perkembangan teknologi dan inovasi digital.
Tren bisnis dan investasi.
Misi saya adalah membantu pembaca mendapatkan informasi yang cepat, akurat, dan dapat dipercaya, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia usaha.
📞 Kontak
Untuk kerja sama media atau wawancara, silakan hubungi melalui halaman Kontak thecuy.com atau email langsung ke admin@thecuy.com.